Sabtu, 02 Maret 2013

Pilgub Sumut, Tanpa Calon yang Pro Rakyat




Pilgub Sumut, Tanpa Calon yang Pro Rakyat

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Tinggal hitungan hari, tepatnya tanggal 7 Maret 2013 gebyar politik khusus bagi orang Sumatera Utara bernama Pemilihan Gubernur Sumatera Utara, bakal digelar. Para pasangan Cagub dan Cawagub Sumut, yang terdiri dari  (1) Gus Irawan Pasaribu- Soekirman, (2) Effendi MS Simbolon- Jumiran Abdi, (3) Chairuman Harahap-Fadly Nurzal, (4) Amri Tambunan – RE Nainggolan, dan (5) Gator Pujo Nugroho – Tengku Erry Nuradi, telah mencurahkan keringat, tenaga dan pikiran, serta telah menggelontor uang yang tak sedikit agar bisa dijadikan pilihan oleh rakyat Sumatera Utara. 

Kendati para calon telah berbuat maksimal melakukan pendekatan kepada rakyat Sumut dengan segala upaya dan cara, tapi tampaknya hingga saat ini warga Sumut tak mengalami stimulasi dan tak pula terejakulasi, melihat tampang para calon saat menjajakan diri kepada warga. Berjibunnya massa yang hadir saat acara kampanye para calon pun, bukan dilatarbelakangi karena daya tarik dan dan nilai jual para calon yang terpampang dengan atribut visi dan misinya, tapi termotivasi raihan materi baik dalan bentuk uang dan ongkos yang diberikan para calon via tim suksesnya. Dan memang itulah kenyataan yang terjadi. 

Begitu pula ketika para calon berinisiatif mendatangi warga, seperti memblusuk ke pemukiman dan ke sejumlah pasar, tak mendapat respon positif dari kabanyakan warga. Antusias warga biasa-biasa saja, bahkan kebanyakan terlihat acuh. Jauh beda situasinya saat melihat Jokowi kampanye di Pilgub DKI Jakarta, yang kehadirannya tetap mendapat sambutan hangat warga yang didatanginya.

Kondisi itu, sesungguhnya dikarenakan tak adanya calon yang terlihat tulus dan diyakini sebagai pemimpin yang pro rakyat. Meski sebelumnya para calon telah berupaya menjelmakan diri seolah pro rakyat baik melalui jargon-jargon maupun melalui penampilannya, tapi rakyat lebih jeli melihat dan lebih jitu menebak, kalau penampilan para calon tersebut hanya sekedar akting belaka. Apalagi semua calon sudah dikenal dan bukan orang baru kancah politik.  Kebanyakan masih berstatus pejabat dan sisanya pernah jadi pejabat. Warga juga tahu persis kalau para calon sebelumnya bukan profil pemimpin yang dekat dengan rakyat, sehingga ketika  para calon berkoar-koar mengklaim sebagai pemimpin yang berpihak pada rakyat dan menggaransi jika kelak terpilih akan memperhatikan dan mensejahterakan rakyat, ternyata tak membuat rakyat terperdaya dan terkesima. Malah umbar  janji yang keluar dari mulut para calon, justru  jadi bahan cibiran yang keluar dari mulut warga. Bahkan meskipun di Pilgub Sumut, ada calon yang menjual tampang Jokowi, tak akan signifikan mendongkrak citra si calon sehingga jadi pilihan rakyat, karena rakyat tahu si calon bukanlah seperti  Jokowi, bahkan tak mencerminkan sepertiganya figur Jokowi, dan itu sudah terbukti di Pilgub Jawa Barat. 

Namun demikian, para calon yang ikut bertarung pada Pilgub Sumut, meskipun tanpa calon yang pro rakyat, tetap dijadikan pilihan. Itu hanya berlaku bagi warga pemilih yang memang menggunakan hak pilihnya. Yang perlu digarisbawahi bahwa pemilih rasional yaitu pemilih yang memilih berdasarkan pertimbangan rasional  gambaran persentasenya terasa sangatlah kecil. Keengganan sebagian besar warga terutama warga awam, untuk memilih secara rasional adalah sebab akibat dari ketiadaan calon yang benar-benar terlihat berkarakter kerakyatan.  Yang tergambar, bahwa sebagian besar warga Sumut dalam menentukan pilihannya jadi lebih cenderung didasarkan pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya primordial belaka, yakni berdasarkan fanatisme keagamaan dan kesukuan (adat dan marga), lalu berdasarkan hubungan kedekatan ataupun kekerabatan (baik dengan calon maupun dengan tim sukses). Ada juga pertimbangan lain salah satunya karena  instruksi dari partai politik atau organisai yang mendukung calon tersebut (dan itupun hanya berlaku bagi partai politik dan organisasi yang betul-betul punya militansi). 

Selain itu, tak sedikit juga warga yang menentukan pilihan, karena pertimbangan materi, Karena sebagian warga menganggap helatan pilgub moment cari kesempatan, Dan tak bisa dipungkiri juga warga yang memilih berdasarkan fanatisme keagamaan, kesukuan dan kekerabatan, maupun karena garis kebijakan partai atau organisasi pendukung, juga di sokong oleh pertimbangan materi.  Sekarang ini sudah menjadi hal yang jamak, kalau ada prinsip yang terwacana di pemikiran warga, bahwa calon mana yang memberi uang ataupun memberi bantuan bentuk barang, maka itulah yang jadi pilihan. 

Tak perlu heran kalau saat ini banyak warga yang punya hak pilih, belum menentukan pilihannya, karena masih menunggu sampai tiba hari H, yaitu menunggu pencairan alias kucuran dana dari para calon. Meskipun ada yang sudah pernah menerima, tapi tak menutup kemungkinan merubah pilihannya jika ada calon lain yang memberi materi dalam jumlah lebih besar. Kalau pun pencairan yang ditunggu tak kunjung datang, namun ada warga yang tetap masuk TPS dan membuat pilihan,  juga tak bisa dipastikan kalau pilihannya berdasarkan pertimbangan rasional. 

Sejumlah pertimbangan tersebut muncul, karena berdasarkan pengalaman bahwa pemimpin hasil pilihan rakyat pada pemilihan-pemilihan terdahulu tak mencerminkan pimpinan yang pro rakyat. Apalagi calon yang sekarang ikut pilgub Sumut juga ada pemimpin yang lahir dari contrengan tangan rakyat. Muncuatnya pertimbangan seperti ini, akibat kekecewaan yang pernah dirasakan. Kebanyakan warga Sumut sudah tak mau lagi tertipu oleh tampang dan penampilan ataupun janji-janji dan iming-iming para calon sebagaimana pernah dirasakan warga pada pemilihan-pemilihan sebelumnya,  baik pemilihan gubernur, bupati atau walikota, maupun pemilihan legislatif. Ditambah lagi tak adanya calon dalam pilgubsu kali ini yang memberi keyakinan kepada rakyat bahwa calon tersebut benar-benar figur yang pro rakyat.  (***)



Klik dan Baca juga Artikel ini di :

http://politik.kompasiana.com/2013/03/02/pilgub-sumut-tanpa-calon-yang-pro-rakyat-538647.html
http://www.facebook.com/notes/simbolon-m-alinapiah/pilgub-sumut-tanpa-calon-yang-pro-rakyat/10151339265991864



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA