Selasa, 26 Maret 2013

MKRI, Ibarat Tong Kosong, Nyaring Bunyinya





MKRI, Ibarat Tong Kosong, Nyaring Bunyinya 

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Judul diatas, sangat pas diarahkan kepada orang dan sekumpulan orang yang yang jadi pentolan Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesi (MKRI), diantaranya Ratna Sarumpaet, Adie Massardi, Haris Rusli, Neta S Pane, Erwin Usman dan sejumlah nama lainnya. Mereka yang jadi pentolan MKRI, ternyata hanyalah aktivis senior yang  besar cakap tapi nihil pembuktian. Isu yang mereka usung dari rencana aksi  unjuk rasa besar-besaran yang direncanakan MKRI pada tanggal 24 Maret 2013, gaungnya memang sangat nyaring. Soalnya isu yang diusung adalah desakan agar SBY – Budiono turun dari jabatannya. Untuk sebatas isu memang sangat nyaring, tapinya gaungnya dan kenyaringannya, hanya mentok di isu saja, tak lebih dari itu, karena tak ada follow aksi sebagaimana digembor-gemborkan. 

Saking nyaringnya, sampai-sampai isu tersebut mampu menusuk dan menembus gendang telinga SBY. Lalu SBY pun mendengar dan mencernanya serta menkonklusikannya  terlampau sadis dan menyeramkan, sehingga isu tersebut pun dianggapnya sebagai rencana kudeta (penggulingan) terhadap dirinya.  Kegalauan dan kekhawatiran yang tinggi pun merundungi diri SBY dan tampak tereksfresikan pada gestur SBY. Mau tak mau SBY pun mengambil langkah antisipasi menghadapi rencana aksi yang akan digelar MKRI tersebut, salah satunya dengan mengundang sejumlah pensiunan jenderal. Manuver politik (sembari melakukan pengalihan isu) pun dilakoni SBY dengan cara mengisukannya ke ranah publik via ekspresi curhat, yang sudah mentradisi dilakukan SBY setiap akan atau ketika dirinya dilanda sorotan dan tekanan. 

Selain itu gaung isu yang diusung dan diumbarkan MKRI, laksana lesingan peluru yang ditembak ke segala arah. Polemik berkepanjangan pun terus bergulir. Analisa, pendapat pernyataan, baik pro dan kontara terkait rencana unjuk rasa besar-besaran yang disutradarai MKRI dan isu yang digiring, serta isu kudeta yang didramatisir SBY, terus bergema. Disisi lain dukungan terhadap MKRI, juga menggema dimana-mana. Harus diakui MKRI ternyata mampu membuat seorang kepala negara dan kepala pemerintahan republik ini mengalami khawatir tingkat tinggi. Jargon isu yang diusung MKRI dalam rencana aksinya, terbukti ampuh membuat SBY senewen. 

Sayang, ternyata efektivitasnya hanya sebatas isu dan rencana. Sebab aksi besar-besar yang ditunggu-tunggu pada hari yang direncanakan MKRI, tak jadi digelar.  Eh… malah berubah menjadi kegiatan bakti sosial, denganm agenda bagi-bagi sembako kepada seratusan orang miskin. Rencana aksi besar-besaran dan berlangsung secara serentak diberbagai wilayah, ternyata hanya sebatas retorika belaka, kalau dalam istilah pasaran, hanya musiknya saja yang seram. Itulah yang pantas ditujukan buat MKRI dan para pentolannya. Malahan acara-bagi-bagi sembako yang digelar MKRI, levelnya juga hanya selevel dengan kegiatan tingkat RT. 

Begitupun para pentolan MKRI seperti tak punya malu, atas tak terlaksananya rencana unjuk rasa besar-besaran dalam rangka mendesak SBY dan Budiono turun tahkta. MKRI melalui petingginya Adhi Massardi, masih bisa berkilah. “Kami bukan takut, tapi ini baru langkah awal….” Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan bak gaya khas Anas Urbaningrum, oleh Adhi Massardi menyikapi tak terlaksananya unjuk rasa MKRI. 

Tak salah kalau ada dugaan para pentolan MKRI hanya sebatas mencari popularitas dengan mengusung rencana unjuk rasa besar-besaran, Malah wajar saja ada yang curiga dengan tak jadi digelarnya aksi unjuk rasa besar-besaran tersebut. Rencana besar yang diprogram MKRI, muaranya berakhir dengan penilaian konyol. Para pentolan MKRI  yang dikenal aktivis senior dan dianggap kondang, dinilai tak punya kapabilitas sebagai aktivis. Kemampuan dan pengalaman mereka sebagai pressure hanya sebatas lihai dalam bercuap-cuap, dan handal dalam hal menakut-nakuti, tanpa punya kemampuan melakukan aksi. MKRI sangatlah pantas diibaratkan seperti Tong Kosong, Nyaring  Bunyinya…. ! (***) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA