Selasa, 26 Maret 2013

Kumandang Suara Bunglon, Menjelang KLB Partai Demokrat





Kumandang Suara Bunglon, Menjelang KLB Partai Demokrat

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Kongres Luar Biasa Partai Demokrat yang digelar di Bali pada tanggal 30-31 Maret, tinggal hitungan hari, bahkan bisa diperhitungkan tinggal hitungan jam. Sampai sekarang belum ada kepastian siapa-siapa saja figur yang bakal menjadi calon Ketua Umum Partai Demokrat. Kalaupun ada beberapa nama yang muncul, nama tersebut belum bisa dipastikan sebagai kandidat.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai pemegang kekuasaan tertinggi Partai Demokrat, sampai detik ini belum berbicara seputar figur yang bakal direstui sebagai kandidat. Memang untuk agenda utama KLB yaitu pemilihan Ketua Umum Partai sudah diwacanakan agar berlangsung secara aklamasi. Dan untuk mempermulus program aklamasi, berbagai trik telah dilakukan oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat. Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, sebelumnya telah bermanuver mengamankan program aklamasi untuk pemilihan Ketua Umum. SMS nya keseluruh pengurus DPD Partai Demokrat agar mengirimkan surat pernyatan yang salah satunya menyepakati calon yang ditetapkan majelis Tinggi. 

Kepastian pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat di KLB melalui aklamasi, akhirnya disepakati, melalui pertemuan Majelis Tinggi Partai Demokrat dengan  Pengurus DPD Partai Demokrat se Indonesia di Cikeas pada hari Minggu tanggal 24 Maret 2013. Dalam pertemuan itu berkumandang suara setuju pemilihan ketua umum dilakukan secara aklamasi. Soal pemilihan ketua umum di KLB bakal tak lagi jadi polemik, namun yang tetap menjadi polemik adalah persoalan siapa calon yang diusung dan dapat restu Majelis Tinggi, karena perestuan atas calon ketua oleh Majelis Tinggi, telah diwacanakan sebelumnya, dan itu untuk mendukung lancarnya proses aklamasi  pada pemilihan ketua umum.

Ada yang menarik, dalam pertemuan antara Majelis Tinggi dengan pengurus DPD Partai Demokrat di Cikeas, selain menyepakati cara aklamasi untuk pemilihan ketua umum, yaitu munculnya pernyataan mendukung dua figur sebagai Calon Ketua Umum Partai Demokrat, yaitu SBY dan Ani Yudhoyono. SBY dan Ibu Ani jadi pilihan utama, jika SBY bersedia maka semua pengurus DPD akan memilih SBY, dan jika tidak bersedia pengurus DPD akan mendukung Ani Yudhoyono.  Dan sebelumnya suara dukungan nama SBY dan Ibu Ani memang sudah dari sejumlah DPD dan DPC Partai Demokrat.

Pernyataan dukungan DPD tersebut, memang belum mendapat tanggapan dan jawaban dari SBY. Sehingga tak ada kepastian apakah SBY setuju atau tidak dicalonkan sebagai Ketua Umum. Sehingga seputar masalah calon masih tetap belum ada kepastian, termasuk kepastian siapa calon yang disetujui Majelis Tinggi. Bursa calon pun masih menggulir, baik dari internal maupun dari ekternal partai, dan masih jadi polemik sampai ada kepastian siapa calon yang direstui oleh puncak kekuasaan di Partai Demokrat.

Kalau wacana dan usulan pencalonan SBY dan Ibu Ani sebagai Ketum tak hanya dari DPD saja, bahkan berkembang dan menjadi pembicaraan. Sejumlah elit dan politisi partai Demokrat pun ikut latah mengumandang hal yang sama. Ditengah banyaknya cibiran yang muncul, tak sedikit juga petinggi Partai Demokrat yang menganggap positif usulan tersebut, dan menganggap hal yang wajar jika kelak SBY mencalonkan diri. Meskipun ada segelintir yang kurang setuju, tapi tak menunjukkan sikap menentang, karena masih melihat situasi dan kondisi yang berkembang.

Harus dimaklumi, jika muncul pernyataan seperti itu, karena memang demikianlah kebanyakan gaya dan karakter para kader Partai Demokrat. Ibarat bunglon, selalu cepat dalam merubah sikap dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Pimpinan dan pengurus DPD dan DPC Partai Demokrat yang dari kalangan pemangku kekuasaan di daerah, wajar terlihat sangat kentara wujud bunglonnya, karena mereka punya kepentingan untuk mengamankan kekuasaannya, dengan bersikap mendukung SBY dan Ani Yudhoyono jadi calon Ketua Umum di KLB PartaiDemokrat.

Maka tak heran kumandang suara bunglon acap kali berkumandang di internal Partai Demokrat, termasuk kumandang suara bunglon yang mendukung SBY dan Ibu Ani sebagai Calon Ketua Umum Partai Demokrat menjelang KLB. Dan tak pelak ketika KLB digelar, semua kader sudah menjelma jadi bunglon, dan para bunglon akan secara serentak bergema  mengumandangkan suara setuju apapun keputusan dan kebujakan penguasa Partai Demokrat. (***)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA