Jumat, 29 November 2013

Prabowo Sulit Ungguli Jokowi

Prabowo Sulit Ungguli Jokowi

Oleh M Alinapiah Simbolon


Calon Presiden (Capres) yang diusung Partai Gerindra Prabowo Subianto, secara tegas mengaku tak melarang Joko Widodo atau siapapun  menjadi capres. “Enggak ada larangan, ini demokrasi, siapa saja boleh nyapres,” kata prabowo seusai menjadi penbicara dalam sebuah seminar di kampas Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia (FKUI) Salemba Jakarta, Rabu 27 November 2013 lalu. (pernyataan Prabowo itu sebagaimana dilansir kompas.com)

Terkesan minor mendengar penyataan Prabowo tersebut. Sebab tak ada hak Prabowo melarang siapapun menjadi Capres yang diusung partai diluar Partai Gerinda, termasuk si Jokowi jika nantinya dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Soalnya Mantan Danjen Kopassus itu juga belum tentu lolos jadi capres meskipun sejak awal telah dinobatkan sebagai Capres oleh partainya. Pastinya Prabowo bisa diusung dan mendaftar jadi Capres itu tergantung hasil suara Partai Gerindra Pada Pemilihan legislatif 2014, dan kondisi seperti itu sama halnya juga dengan sosok yang sudah maupun yang bakal digadang jadi Capres oleh partai-partai lain. Kalaupun ada kesan seolah Prabowo bisa melarang menjadi Capres, mungkin karena dikaitkan dengan adanya Perjanjian Batu Tulis antara Gerindra dan PDIP. Dan mungkin juga karena Prabowo dengan Partainya merupakan pendukung dan pengusung pasangan Jokowi Ahok saat Pilgub DKI Jakarta.

Hal yang menarik yang bisa ditangkap dari pernyataan Prabowo itu, mensiratkan bahwa Prabowo sangat khawatir menjadi capres. Apalagi Jokowi yang belakangan terdengung bakal digadang juga sebagai Capres oleh PDIP, maka Prabowo pun tak bisa berbuat apa-apa untuk menghadangnya.  Lalu kalau melihat perkembangan politik di Internal PDIP belakangan ini, dimana sebagian besar kader PDIP memang menginginkan Jokowi jadi Capres dan kemungkinan besar PDIP pun bakal mengusung Jokowi, wajar dan tak dipungkiri kalau Prabowo ataupun capres lainnya sangat khawatir. Sehingga terkait pencapresan Jokowi, maka Prabowo untuk meng absurd kan rasa khawatirnya, seakan dia tak takut bersaing dengan Jokowi dengan menegaskan tak melarang Jokowi nyapres.

Pastinya Jokowi akan menjadi batu sandungan dan rival sangat berat bagi Prabowo. Dan kemungkinan besar jika Jokowi di capreskan PDIP, akan menjadi Capres terkuat dan sangat berpeluang untuk menang. Jokowi tidak hanya saingan terkuat bagi Prabowo, tapi juga bagi capres-capres lain yang ikut bertarung di kompetisi Pilpres.

Bukan tak mungkin kelak siapa pun capres yang ikut bersaing, termasuk Prabowo, akan sulit mengungguli  Jokowi, jika mantan Walikota Solo itu benar-benar ikut nyapres. Fakta-fakta awal sangat kuat mengindikasikan Jokowi memang Capres yang terkuat dan paling berpeluang menang. Hasil survei dari berbagai lembaga survei, dan derasnya dukungan dari masyarakat adalah indikator  yang mengarah bahwa Jokowi berpeluang jadi kampiun di Pilpres 2014. Intinya Prabowo dan capres lain pada prinsipnya sangat berharap Jokowi tak ikut mencapres, jika ingin berpeluang menang di Pilpres 2014.

Hasil sejumlah survei membuktikan Prabowo berada dibawah Jokowi soal elektabilitas sebagai Capres, dengan persentase suara yang signifikan jaraknya. Mau tak mau Prabowo pun menyadari bahwa jika Jokowi Capres maka menjadi satu-satunya saingan terberat. Kalau Capres lainya termasuk ARB dan Wiranto,  mungkin Prabowo tak begitu mengkhawatirkannya  jadi saingan berat, karena hasil sejumlah survei sampai saat ini Prabowo ini selalu unggul dari ARB maupun capres lainnya selain Jokowi.

Kendati demikian, tampaknya Prabowo bukan tipe orang yang gampang menyerah Ambisi Prabowo menjadi Presiden dapat dikatakan sudah menjadi tekad bulat, dan Prabowo terlihat all out untuk menggapai kursi nomor satu di republik ini yang kompetisinya digelar tahun 2014.

Ikhtiar Prabowo menarik simpati termasuk begitu intens. Memang saat sekarang ini Prabowo hanya sesekali melakukan kegiatan cari simpatinya dalam bentuk kunjungan ke daerah-daerah dan dengan bertatap muka dengan masyarakat  seperti yang tengah instensif dilakukan oleh Capres Partai Golkar Abu Rizal Bakri (ARB) alias Ical. Menarik simpati cara blusukan, nampaknya Prabowo nyaris tak melakukan itu. Prabowo seakan menyadari kalau melakukan blusukan terkesan mengadopsi ataupun meniru gaya Jokowi yang sudah terkenal dengan gaya blusukannya, dan kalaupun itu dilakukannya, publik akan menganggap Prabowo hanya sekedar cari simpati karena mau nyapres.

Prabowo menyadari bahwa aksi kunjungan seperti yang dilakukan ARB dan blusukan yang sudah dianggap publik sebagai trademark nya Jokowi, untuk saat ini kurang efektif baginya, Prabowo juga bukan capres yang punya fasilitas media sehingga bisa mengiklankan diri alias pencitraan secara berlebihan di media seperti capres lain yang memang punya media ataupun didukung media seperti ARB dan Wiranto. Mensiasati agar tercitra di publik. Prabowo tampak lebih fokus memanfaatkan isu dan pristiwa yang berkembang dan menjadi perhatian publik, dengan cara berpeneltrasi merespon dan menyikapi isu dan pristiwa yang terjadi.

Berbagai isu aktual acapkali direspon dan menjadi santapan penyikapan oleh Prabowo. Dalam menyikapi berbagai persoalan, Prabowo selalu tendensius menyudutkan dan menyalahkan pemerintah, dan nampaknya itu merupakan trik yang dianggap efektif oleh Prabowo dalam rangka menarik simpati. Sikap prabowo terkini adalah ketika menjadi pembicara dalam seminar di kampus FKUI Salemba, Prabowo mengaku prihatin dengan praktek korupsi yang semakin mengakar. Menurutnya korupsi telah menyentuh hampir kesemua sendi Negara. Bahkan Prabowo menuding ada kesalahan fatal dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Prabowo pun menilai Indonesia sebagai negara gagal, sebab pemerintah lemah dan inefesiensi dalam mengelola kekayaan negara, korupsi, tidak ada pembangunan untuk rakyat, ekonomi tidak stabil dan terjadi kesenjangan sosial.

Prabowo juga terlihat handal memanfaatkan momen atas berbagai pristiwa aktual yang terjadi. Salah satunya ketika mencuatnya persoalan salah seorang TKI bernama Wilfrida Soik asal Betu Nusa Tenggara Timur, di Malaysia yang terancam hukuman mati karena dituding telah membunuh majikannya dan masih ditahan di Penjara Pangkalan Chepa, Kota Nharu Kelantan Malaysia sejak tiga tahun yang lalu. Kasus tersebut dimanfaatkan Prabowo dengan cara membantu Wilfrida Soik agar terbebas dari hukuman mati, dengan cara membayar dan mengutus salah seorang pengacara top Malaysia untuk mengadvokasi Wilfrida Soik.

Tak pelak, Prabowo juga memanfaatkan momen tersebut menyudutkan pemerintah, dengan mengungkapkan bahwa penanganan termasuk bantuan hukum terhadap Wilfrida Soik dari pemerintah kurang instensif, dan menurut Prabowo lawyer yang ditunjuk pemerintah dari Kedubes RI hanya menengok Walfrida sebelum sidang. Setelah itu Prabowo juga menyempatkan mempromosikan dirinya saat bertolak ke Malaysia untuk menghadiri persidangan kasus tersebut, bahwa jika dia terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2014, akan memperkuat perekonomian supaya warga Negara Indonesia tak usah menjadi TKI.

Apakah cara cari simpati Prabowo tersebut efektif mengungguli Jokowi. Hasil nyata ditentukan oleh hasil Pilpres 2014, itu pun kalau Jokowi dan Prabowo jadi sebagai calon. Namun untuk sementara dan dari penilaian saat ini, sebagian besar masih mengunggulkan Jokowi sebagai capres yang berpotensi menang. Beberapa kategori survei terakhir yang menyangkut capres, Jokowi masih tetap unggul di tempat teratas, Prabowo berada dibawahnya dan terpaut tipis nilainya dengan capres ARB dan Wiranto yang diusung Partai Hanura. Dan perlu digaris bawahi bahwa elektabilitas Jokowi unggul, dinilai sejumlah lembaga survei saat Jokowi belum menyandang status capres, sementara Prabowo, termasuk ARB dan Wiranto elektabilitasnya dinilai oleh sejumlah lembaga survei dalam posisi telah dinobatkan menyandang status sebagai capres oleh partai.

Dari sisi kefiguran, tak dipungkiri Prabowo ataupun ARB dan Wiranto serta capres lainnya punya nilai minus jika dibandingkan dengan figur Jokowi. Jokowi adalah figur yang punya nilai lebih. Tak diragukan Jokowi dikenal sebagai figur yang lebih bersih, lebih jujur, dan lebih merakyat serta figur yang tak ternoda dengan background kelabu, seperti persoalan hukum dan pelanggaran HAM. Dan Jokowi adalah figur yang berkiprah di era reformasi dan tak pernah merasakan menjadi pejabat di era orde baru.

Dari sisi kemepimpinan, Jokowi termasuk lebih berpengalaman dan lebih teruji sebagai pemimpin pemerintahan dan masyarakat (rakyat), dan jabatan itu masih didudukinya sampai saat ini yakni Gubernur DKI Jakarta. Harus diingat bahwa Presiden adalah jabatan yang berkaitan dengan pemerintahan dan masyarakat (rakyat). Dan kalau berdasarkan penilaian sekarang ini, tampaknya Prabowo termasuk ARB dan Wiranto, memang sulit berharap banyak untuk bisa mengalahkan Jokowi jika mereka bertarung pada Pilpres mendatang, kendati melakukan berbagai cara dan siasat untuk mengungguli elektabilitas Jokowi. Ingat, terlepas dari hasil survei, wacana yang berkembang ternyata jauh lebih banyak rakyat menginginkan Jokowi jadi Presiden. Kalau tak percaya silahkan langsung survei lapangan dan tanyakan langsung ke masyarakat !



Baca juga di sini :



Rabu, 27 November 2013

SBY Konyol, Mengangkat Ruhut Jadi Juru Bicara Partai Demokrat

SBY Konyol,
Mengangkat Ruhut Jadi Juru Bicara Partai Demokrat

Oleh : M Alinapiah Simbolon



Baru baru ini SBY mengangkat dan menghunjuk empat orang menjadi juru bicara resmi Partai Demokrat. Salah satu yang diangkat adalah Ruhut Sitompul. Khususnya dari kalangan internal Partai Demokrat, tak satupun politisinya yang  berani mengkritisai pengangkatan Ruhut. Mungkin karena pengangkatan Ruhut memang sudah keputusaan mutlak SBY sang pemegang puncak kekuasaan tertinggi di Partai Demokrat, sehingga tak seorangpun berani mengkritisi, meskipun tak terpungkiri banyak politisi Partai Demokrat yang dongkol dan gerah atas pengangkatan Ruhut tersebut.

Kendati hanya bisa dipendam dalam hati, tentunya tetap ada kekhawatiran dari kalangan politisi Partai Demokrat atas pengangkatan Ruhut Sitompul sebagai juru bicara resmi Partai Demokrat. Kekhawatiran tersebut didasarkan penilaian realistis sebelumnya, dan penilaian terhadap sosok dan karakter Ruhut yang berpotensi mengganggu dan merusak citra partai, serta berpotensi juga merugikan para politisi Partai Demokrat. Persoalannya ketika tak berkapasitas sebagai juru bicara saja, Ruhut acapkali mengeluarkan statemen dan komentar yang membuat gerah rekan separtainya. Sudah terbukti antara Ruhut dan rekan separtainya kerap berpolemik karena komentar Ruhut yang dianggap berpotensi merugikan Partai Demokrat dan merugikan rekan separtainya.

Rekan separtainya yang pernah merasa dirugikan oleh pernyataan dan komentar Ruhut, diantaranya Soetan Batugana. Terkait pemeriksaan Sutan Batugana sebagai saksi di KPK terkait kasus korupsi Proyek Hambalang beberapa waktu lau. Ruhut menyatakan bahwa Soetan Batugana yang saat diperiksa KPK sudah mengaku menerima suap di acara Kongres Partai Demokrat  di Bandung. Pernyataan Ruhut pun langsung dicounter Soetan Batugana.  Lalu Sekretaris Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Letjen (purn)TB Silalahi juga tersudut dan dipermalukan oleh serangan komentar Ruhut. Kritikan TB Silalahi atas komentar Ruhut soal Anas saat talk show disalah satu stasiun TV di Batam yang dianggap tak santun dan dapat merugikan Partai Demokrat, dibalas Ruhut dengan menyerang balik politisi senior Partai Demokrat itu. Sadisnya Ruhut dengan lantang mengatakan TB Silalahi Jenderal Bintang Tiga yang mentok dan tak berkualitas. Saat masih menjabat Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum juga kerap diserang Ruhut dengan komentar pedasnya, terkait dengan adanya dugaan keterlibatan Anas dalam Kasus proyek Hambalang, yang kemudian berimbas pemecatan Ruhut dari jabatannya sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat dimasa kepemimpinan Anas.

Keputusan SBY mengangkat Ruhut sebagai Jubir resmi, sangat berkonsekwensi merugikan partai yang dipimpinnya. Sudah menjadi rahasia umum, dalam berkomentar dan berstatemen Ruhut kerap emosional, dan komentarnya kerap memicu kontroversi. Dalam berkomentar,  Ruhut juga kebanyakan nyeleneh, dan dianggap laksana seorang pelawak, karena itu tak sedikit kalangan menilai, sulit membedakan sosok Ruhut sebagai pelawak dan sebagai wakil rakyat.  Kalau membaca berbagai pemberitaan di berbagai media online yang melansir statemen Ruhut ataupun mengangkat  pemberitaan mengenai Ruhut, sebagian besar dikomentari negatif bahkan jadi bahan olokan pembaca.  
Selain itu, Ruhut juga punya latar belakang yang cacat secara moral terkait pernyataan Ruhut sendiri yang tak mengakui perkawinannya dengan Ana Rudhiantiana Legawati. Tak hanya itu, Cristian Husen Sitompul yang merupakan anak kandung dari hubungan perkawinannya  dengan Ana Rudhiantiana Legawati, juga tak diakuinya sebagai anaknya.  Malah hubungannya dengan Ana Rudhiantiana Legawati yang menghasilkan seorang putra dinyatakannya sebagai hubungan “kumpul kebo”. Secara luas publik sudah mengetahui hal itu dan secara permanen telah tercap sebagai sisi buruk dari Ruhut. Malah  persolan rumah tangga Ruhut tersebut terbukti menjadi salah satu alasan kuat sebagian besar anggota komisi III DPR RI, sehingga menolak dan menggagalkan Ruhut menjadi Ketua Komisi III yang sebelumnya diusulkan oleh Partai Demokrat menggantikan Gede Pasek Suardika.

Sehubungan dengan pernyataan “kumpul kebo” soal perkawinannya itu,  Ruhut pun telah pernah mendapat sanksi dari Badan Kehormatan DPR berupa larangan tidak boleh bicara ke publik karena sering menimbulkan konflik. Dan ironisnya larangan itu kemudian dilanggar Ruhut ketika dia menyerang dan menuding anggota DPR yang menolak pencalonannya sebagai Ketua Komisi III karena terlibat korupsi.

Ada hal yang menarik menjadi pembahasan terkait pengangkatan Ruhut Sitompul sebagai Jubir Partai berlambang mercy tersebut, yakni soal pertimbangan SBY mengangkat Ruhut sebagai jubir partai yang dipimpinnya. Kalau dianalisa secara mendalam pengangkatan Ruhut sebagai salah satu juru bicara resmi Partai Demokrat, bukan berdasarkan pertimbangan yang matang dan pemikiran yang jernih, serta terkesan telah mengabaikan sisi-sisi negatif dari sosok Ruhut.

Sebagaimana diketahui publik, belakangan SBY kerap terlihat galau menyikapi dan menghadapi derasnya hujatan negatif terhadap Partai Demokrat. Realitas yang terjadi yaitu elektabilitas Partai Demokrat dari waktu kewaktu terus menurun. Ditambah lagi konvensi Capres Partai Demokrat juga dinilai tak memberikan manfaat yang signifikan menaikkan citra Partai Demokrat. Justru dinilai level capres yang ikut konvensi dikategorikan sebagai capres divisi II.  SBY juga pernah mengekspresikan kekesalannya dalam wujud kemarahan, karena sorotan publik yang menuding Partai Demokrat sebagai partai sarang para koruptor, termasuk serangan dari kelompok Anas Urbaningrun. SBY juga mengungkapkan kekesalannya terhadap media dianggapnya  jor-joran memberitakan keburukan Partai Demokrat.

Dalam kondisi galau dan kesal karena citra demokrat terus melorot dan tak kunjung terdongkrak ke level positif, serta mengingat bahwa sangat sulit mengembalikan citra Partai Demokrat ditengah banyaknya badai yang menghantam, SBY pun mengambil langkah mengangkat Ruhut sebagai salah seorang Jubir resmi Partai Demokrat. Kendati langkah SBY tersebut nisa dianggap sebagai langkah prustasi, namun pengangkatan Ruhut mungkin bisa saja dianggap SBY salah satu langkah jitu. Sebab Ruhut selama ini memang konsisten membela SBY dari hunjaman kritik, dianggap orang yang tepat dijadikan bumper untuk melawan serangan terhadap SBY dan Partai Demokrat. Apalagi Ruhut dikenal sosok yang tak tahu malu dalam berkomentar. Malah dia mampu dan berani memperburuk citranya sendiri, terbukti dia tak mengakui anaknya dan tak mengakui perkawinannya dengan Ana Rudhiantiana Legawati, dan mengkalim hubungannya sebagai “kumpul kebo”.

Untuk sekedar menghempang serangan terhadap SBY dan Partai Demokrat, dan melakukan serangan balik, memang Ruhut orang yang tepat, soalnya Ruhut termasuk kategori lihai dalam mengcounter serangan. Bahkan dalam berkomentar Ruhut juga orang yang suka menyerang pihak lain. Tak hanya pihak lain, rekan separtainya sendiri acapkali mendapat serangan Ruhut melalui komentarnya.

Bisa saja hal itulah yang menjadi pertimbangan SBY, ditengah rasa prustasinya mencari cara menghempang serangan terhadap Partai Demokrat, sehingga mengangkat Ruhut sebagai salah satu jubir resmi Partai Demokrat. Namun keputusan SBY tersebut dinilai sebagai keputusan konyol. Bahkan keputusan tersebut terkesan instan dan tanpa pertimbangan matang. Saat membuat keputusan tersebut, mungkin SBY tak bisa lagi   berpikir panjang, karena kesal dan galau melihat banyaknya serangan terhadap dirinya dan partai yang dinahkodainya, atau mungkin SBY tak tahu lagi bagaimana membuat siasat  jitu untuk mengembalikan citra Partai Demokrat. Meskipun tanpa pertimbangan matang, namun tak salah jika ditenggarai  SBY memang sengaja mengangkat Ruhut sebagai salah satu juru bicara Partai Demokrat, meskipun SBY tahu konsekwensinya. Atau bisa saja pertimbangannya karena SBY memang sayang kepada Ruhut, sebagaimana pernah dinyatakan Ruhut bahwa SBY sayang kepada Ruhut karena gaya ceplas-ceplosnya.

Dipastikan pengangkatan Ruhut sebagai juru bicara, akan mengokohkan keterpurukan Partai Demokrat. Karena diperkirakan karekter Ruhut tak akan berubah dan diperkirakan pola dan gaya bicara Rahut dalam berkomentar dan berstatemen setelah berstatus juru bicara Partai Demokrat juga takkan berubah. Dan itu akan tetap memicu antipasti terhadap SBY dan Partai Demokrat.
Perkiraan tersebut akhirnya memang terbukti, baru beberapa hari diangkat jadi juru bicara, secara agresif  Ruhut langsung menyerang Jokowi terkait tingginya elektabilitas Jokowi. Ruhut mengajak Jokowi debat  dan menilai tingginya elektabilitas Jokowi hasil rekayasa lembaga survei dan pemberitaan media. Serangan Ruhut jelas sangat berefek negatif terhadap Partai Demokrat. Pernyataan Ruhut menambah kebencian publik terhadap Partai Demokrat. Tak hanya itu lembagai survei dan media yang dituding Ruhut merekayasa tingginya elektabilitas Jokowi tentunya dibuat gerah dan geram, dan pada gilirannya lembaga survei, terutama media semakin antipati dan benci terhadap Partai Demokrat.

Penilaian dan anggapan bahwa SBY telah membuat keputusan konyol atas pengangkatan Ruhut sebagai juru bicara Partai Demokrat tampaknya tak sekedar penilaian dan anggapan kosong. Kalau SBY tak percaya dan menganggap tak membuat semakin terpuruk citra Partai Demokrat yang memang sudah terpuruk, maka silahkan saja SBY mempertahankan Ruhut sebagai salah seorang juru bicara Partai Demokrat, serta silahkan pula SBY membiarkan Ruhut berkomentar ria sebagai juru bicara dan mengatasnamakan Partai Demokrat. Dan selanjutnya SBY dan Partai Demokrat bersiaplah melihat dan menghadapi kenyataan dan menerima konsekwensi terburuk karena telah mengangkat Ruhut menjadi juru bicara resmi Partai Demokrat.

Baca juga di sini :





Rabu, 20 November 2013

Trik Murahan Mendiskreditkan Jokowi


Trik Murahan Mendiskreditkan Jokowi

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Untuk sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) harus diakui termasuk kategori pemimpin yang berhasil.  Perubahan yang dibuat Jokowi dan tandemnya A Hok dalam membenahi Jakarta, adalah fakta real  dan memang dirasakan rakyat Jakarta dan disaksikan rakyat negeri ini pada umumnya.  Intinya termasuk kategori yang luar biasa, apa yang telah dikerjakan Jokowi untuk perubahan Jakarta, meskipun masih tahap awal dan lebih kurang setahun kepemimpinan mereka.   Soalnya selama puluhan tahun DKI Jakarta dipimpin gubernur-gubernur terdahulu, tanpa ada perubahan yang berarti.  Setahun dipimpin Jokowi, ternyata hal yang tak terbayangkan dapat terwujud.   

Awalnya banyak pihak yang meragukan Jokowi  bisa berhasil memimpin propinsi yang menjadi ibukota republik tersebut. Soalnya DKI Jakarta jauh berbeda dengan propinsi lain bahkan berbeda dengan kota Solo yang pernah dipimpin Jokowi. Di Jakarta sejak lama telah tertanam kompleksitas persoalan, apalagi tingkat cuek masyarakat yang sangat tinggi, dan kerasnya resistensi terkait kebijakan pemerintah selama ini.
Yang menjadi nilai plus, ternyata Jokowi mampu memimpin Jakarta dengan  gaya kepemimpinannya yang khas, yakni pendekatan langsung dengan warga. Ternyata gaya blusukan Jokowi sebagaimana diterapkannya sewaktu jadi Walikota Solo, juga sangat efektif diaplikasikannya ketika memimpin Jakarta. Blusukan yang dilakukan Jokowi tak hanya melihat kondisi wilayah ataupun sekedar mendengar keluhan warga ataupun melihat permasalahan yang ada ditengah-tengah masyarakat, tapi juga mampu memberikan solusi atas persoalan yang ada. Kebijakan Jokowi berhasil dijalankan, nyaris tanpa ada perlawanan yang berarti, pelaksanaannya juga tanpa kekerasan, karena dibarengi dengan pendekatan humanis dan adanya solusi dalam pelaksanaan kebijakan.

Berbagai aspek mengalami perubahan positif. Dan itu nyaris tak pernah terjadi di saat gubernur-gubernur sebelumnya memimpin Jakarta. Revolusi birokrasi berorientasi  pelayanan masyarakat terwujud secara nyata. Rekrutmen pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta berdasarkan nilai profesionalisme, dan salah satunya melalui kebijakan lelang jabatan adalah terbosan baru yang spektakuler. Selain efektif menghindari korupsi, kolusi dan nepotisme, lelang jabatan sangat efektif menempatkan PNS jadi pejabat yang bersih (good governance) dan benar-benar berstatus sebagai pengayom dan pelayan masyarakat, serta menjadi pejabat yang berpihak kepada kepentingan masyarakat, dan punya target melakukan perubahan. 

Alokasi anggaran juga dilakukan secara efektif dan mengutamakan efesiensi. Penggunaan anggaran dilakukan secara transparan dan dapat diketahui dan diakses oleh publik. Bantuan sosial diarahkan kepada hal-hal yang bermakna, dan memang terarah untuk hal-hal yang bersifat sosial. Kerjasama dan komunikasi dengan lembaga penegak hukum juga digalang terkait pengawasan penggunaan anggaran. Hal itu dilakukan sebagai tindakan preventif untuk menghindari penyimpangan penggunaan anggaran dan terciptanya pemerintahan yang bersih (clean government)

Lokalisasi pedagang kaki lima di sejumlah tempat berjalan tanpa kendala berarti dan merupakan salah satu poin keberhasilan. Diantaranya lokalisasi pedagang kali lima di pasar Tanah Abang dan di Pasar Minggu. Relokasi pedagang kaki lima di sejumlah pasar lainnya juga kini dalam tahap penanganan. Lihat saja, di seputaran jalan Pasar Tanah Abang yang puluhan tahun terlihat menjamur ratusan pedagang kaki lima dan tak mampu ditertibkan dan direlokasi oleh gubernur-gubernur terdahulu, akhirnya tak tampak lagi dibawah kepemimpinan Jokowi. 

Trotoar jalan diseputaran Pasar Tanah Abang kini bersih dari pedagang kaki lima yang seluruhnya berhasil direlokasi ke Blok G pasar Tanah Abang. Multi manfaat yang diraih yakni ratusan kios di Blok G Pasar Tanah Abang yang lama  tak berisi akhirnya diisi oleh pedagang. Tak ada lagi pedagang kaki lima di kawasan pasar Tanah Abang. Lalu sejumlah kawasan di Tanah abang yang selama ini menjadi biang kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas pun tak terlihat lagi. Serta praktek pungli yang dilakukan preman terhadap pedagang kaki lima yang sudah berlangsung puluhan tahun tak terjadi lagi seiring berhasilnya relokasi padagang kaki. 

Tak hanya sebatas itu Jokowi juga mampu memberikan solusi ketika PKL yang telah dipindahkan ke Bok G Pasar Tanah Abang, mengeluh karena sepinya pembeli. Rencana pemindahan pintu keluar Stasiun Kereta Api Tanah Abang kedepan Gedung Blok G Pasar Tanah Abang, dianggap merupakan solusi jitu dan disetujui PKL maupun pihak PT Kereta Api Indonesia. Tak hanya itu rencana panambahan jembatan yang menghubungkan semua Blok di Pasar Tanah Abang, dan pembuatan tangga eskalator juga telah menjadi rencana matang untuk meramaikan Gedung Blok G Pasar Tanah Abang.

Tak bisa dibantah relokasi PKL disejumlah tempat adalah perubahan nyata dan tak dipungkiri sebagai sebuah keberhasilan, kendati masih banyak lagi PKL yang rencananya akan direlokasi . Faktanyua itu tak terjadi dimasa kepemimpinan gubernur-gubernur DKI sebelumnya. Malah sebagian besar pedagang  di Pasar Tanah Abang memberikan apresiasi dan mengakui hanya Jokowi satu-satunya Gubernur DKI yang bisa merombak Tanah Abang. 

Keberhasilan yang tak kalah penting dan juga tak pernah terjadi dimasa kepemimpinan gubernur sebelumnya adalah program normalisasi sejumlah  waduk dan kali yang ada di jakarta. Salah satunya keberhasilan normalisasi Waduk Pluit yang memang nyata  terjadi. Sejumlah waduk lain yang sedang dalam proses normalisasi diperkirakan juga berhasil dilakukan Jokowi. Pendekatan dan solusi menjadi senjata ampuh Jokowi membuat normalisasi Waduk Pluit berjalan lancer. Warga yang bermukim di bantaran Waduk Pluit berhasil dieksoduskan Jokowi ke Rusunawa dengan baik tanpa ada protes yang berarti, sehingga pelebaran dan pengerukan Waduk Pluit dengan tujuan juga mengantisipasi banjir dapat berjalan dengan lancar. Dan wajah kawasan Waduk Pluit berubah total dari kondisi kumuh menjadi asri, dan di pinggiran Waduk Pluit telah tersulap menjadi jalur hijau.

Pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui Kartu Jakarta Sehat berhasil membuat sejumlah rumah sakit termasuk rumah sakit swasta, ikut berpartisipasi membuka pintu pelayanan bagi masyarakat miskin. Begitu juga Kartu Pintar yang diberikan kepada pelajar yang kurang mampu, membantu warga miskin mendapat pendidikan yang layak. Banyak lagi program dan kebijakan Jokowi yang terkatagori berhasil. Dan itu berjalan  dalam waktu setahun kepemimpinannya. Awal kepemimpinan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang menampakkan hasil nyata dan berhasil merubah wajah Jakarta, tentu memberi rasa optimis bagi masyarakat khusunya masyarakat Jakarta bahwa program yang masih dan akan dijalankan Jokowi selanjutnya akan berjalan dengan baik.

Harus diakui bahwa masih banyak perkerjaan berat yang dihadapi Jokowi untuk perubahan Jakarta secara menyeluruh. Masih banyak pasar yang akan direvitalisasi, masih banyak pedagang kaki lima yang akan direlokasi dan masih banyak kali yang akan dinormalisasi, begitu juga persoalan kemacetan yang perlu dibenahi dan diatasi. Meskipun sejumlah perubahan yang dilakukan Jokowi mendapat segelintir perlawanan, namun pada umumnya publik menilai sangat positif dan memberikan apresiasi atas apa yang telah diperbuat Jokowi untuk Jakarta, dalam hitungan satu tahun kepemimpinannya. Penilaian positif itu tak hanya karena sejumlah perubahan drastis dan signifikan yang dibuat Jokowi untuk Jakarta, juga karena keyakinan masyarakat terhadap sosok Jokowi sebagai pemimpin yang benar-benar punya vested tulus membuat perubahan dan berpihak membela kepentingan rakyat, serta diyakini sebagai pemimpin yang bersih. 

Sangat panjang, jika dirinci satu per satu apa saja perubahan yang telah dilakukan Jokowi di DKI Jakarta. Pastinya perubahan itu memang nyata terjadi, dan Jokowi tampaknya tetap konsisten melakukan perubahan selanjutnya secara bertahap. Pun demikian dibalik sejumlah keberhasilan Jokowi, segelintir kalangan tanpa rasa malu tetap tak mengakui keberhasilan Jokowi memimpin Jakarta. Malah terkesan disengaja mencari celah untuk mendiskreditkan Jokowi. 

Banyaknya desakan dan besarnya gelombang dukungan kepada Jokowi untuk jadi Calon Presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2014,  tentu menjadi salah satu sebab pendiskreditkan Jokowi, apalagi Jokowi berada ditempat teratas dihampir seluruh survey Capres yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Maka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan  (PDIP) melalui Sekjennya Tjahjo Kumolo angkat bicara. Menurut Tjahjo, PDIP menduga kuat ada Tim Khusus yang dibentuk pesaing-pesaing Jokowi untuk memperburuk citra Jokowi. Tim khusu tersebut sengaja datang ke Solo untuk mencari informasi. Tjahjo mengaku mendapat informasi ada upaya mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemko Solo hanya untuk mencari keburukan Jokowi saat menjadi Walikota Solo. Selain itu ada tim yang yagn bergerak kepada pemilik media untuk mengurangi forsi pemberitaan mengenai Jokowi. 

Belakangan ini yang paling getol mendiskreditkan Jokowi adalah politisi-politisi dari Partai Demokrat yang merupakan partai penguasa saat ini. Ruhut Sitompul adalah satu diantara politisi Partai Demokrat yang paling ngotot menganggap Jokowi belum berhasil memimpin Jakarta. Anehnya dasar penilaiannya terkesan dicari-cari dan malah tanpa argumen. Namun tampaknya publik takkan terpengaruh dan kenyataannya memang tak terpengaruh dengan pendapat Ruhut, soalnya penilaian Ruhut merupakan penilaian yang irrasional karena dia menilai dengan otak kirinya. Ditambah lagi publik tahu Ruhut adalah politisi yang memang suka asal cuap, dan kerap mendiskreditkan pemimpin ataupun politisi yang bukan berasal dari Partai Demokrat.

Sejumlah jajaran politisi Partai Demokrat juga tak mau kalah mendiskreditkan Jokowi. Politisi  Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengambil kesempatan memanfaatkan maraknya isu penyadapan yang dilakukan beberapa negara terutama dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia untuk mendiskreditkan Jokowi. Ramadhan menuduh Jokowi telah membuka celah bagi Amerika Serikat melakukan aksi penyadapan, dikarenakan Pemprov DKI memberikan Izin Renovasi Gedung Kedubes AS. Menurut Wasekjen partai Demorkat tersebut, dengan pemberian izin itu, Jokowi telah memberikan lampu hijau kepada Amerika Serikat untuk melakukan penyadapan melalui Gedung Kedubes AS. Ternyata tudingan Ramadhan itu, juga tampaknya tak mengurangi kadar apresiasi publik terhadap sosok Jokowi. Malah banyak  kecaman ditujukan kepada  Wakil Ketua Komisi I DPR RI tersebut. Ramadhan dianggap banyak kalangan terkesan mengada-ada, dan sengaja mendramatisir untuk menjatuhkan pamor Jokowi. 

Penguasa nomor satu di Partai Demokrat yakni Susilo Bambang Yudhoyono, juga ikut latah mendiskreditkan Jokowi. Kendati tak sekasar anggotanya, SBY dengan kapasitasnya sebagai Presiden  melemparkan tudingan kepada  Jokowi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kemacetan yang terjadi di Jakarta dengan dalih desentralisasi. Menurut pengakuan SBY sebagaimana diberitakan bahwa soal macet itu terlontar, karena pertanyaan para Perdana Menteri Negara ASEAN yang membuat SBY merasa tertusuk. Pertanyaan yang terkait dengan keluhan para Perdana Menteri ASEAN tentang kemacetan di Ibukota dan bagaimana solusi dari kemacetan itu. Benar atau tidak ada pertanyaan seperti itu kepada SBY dari para Perdana Menteri ASEAN, yang pasti pernyataan SBY tersebut sangat terkesan ingin menjatuhkan Jokowi. Atas penyataannya itu, SBY pun jadi bulan-bulanan kritikan.  SBY dianggap telah lari tanggung jawab sebagai presiden RI. 

Selain kalangan dari Partai Demokrat, politisi partai lain pun acap mendiskreditkan Jokowi. Tapi tampaknya kritik terhadap Jokowi umumnya tak mempengaruhi publik untuk ikut mendiskreditkan Jokowi. Umumnya masyarakat menyikapi kritikan tersebut secara fair dan tak berimbas menjadi antipasti terhadap Jokowi. Justru sebaliknya para pengkritik jadi sasaran kecaman. 

Jokowi bukanlah sosok pemimpin yang anti kritik, namun sebagian besar kritisi terhadap kinerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang terlontar dari sejumlah kalangan politisi partai yang berbeda partai dengan Jokowi, jelas tak bisa dikatakan sebagai kritik  positif, karena kritik yang dilontarkan kesannya jauh dari netralalitas dan jauh dari takaran objektif. Indikasi kuat, kritikan yang terlontar sengaja untuk mendiskreditkan Jokowi, yang  mendapat dukungan kuat dari rakyat untuk mencapres di Pilpres 2014 mendatang. Persoalan yang diangkat sebagai bahan kritikan pun sengaja dicari-cari terkait kebijakan Jokowi. Untungnya, publik bisa menilai bahwa isu yang dilontarkan para pengkritik, tidak seperti kenyataannya. Akhirnya kritikan-kritikan itu tak berefektivitas dan tak berimbas terhadap citra  Jokowi selaku pemimpin yang dikenal merakyat. Kritikan-kritikan tersebut pun tak bisa menjadi senjata ampuh untuk mengganjal ataupun mengganggu elektabilitas Jokowi sebagai sosok dianggap sebagai bakal capres terkuat. Jadi tak salah jika kritikan-kritikan dari politisi tersebut dinilai sebagai trik-trik murahan mendiskreditkan Jokowi. Salah satu kehebatan Jokowi dalam menyikapi serangan lawan politik yang berusaha memperburuk citranya, adalah ketenangannya dan tak terlihat terpengaruh. Yang jelas Jokowi mengaku  tak terlalu memikirkannya


Baca juga di :



Selasa, 05 November 2013

Menduga Adanya Aroma “ Perselingkuhan” Antara Bunda Putri dan SBY

Menduga Adanya Aroma “ Perselingkuhan” 
Antara Bunda Putri dan SBY

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Pemberitaan dan hiruk pikuk terkait Bunda Putri yang punya hubungan sangat dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagaimana dilontarkan oleh Mantan Presiden PKS Lufti Hasan Ishak (LHI), kini sudah senyap. Siapa sebenarnya Bunda Putri belum jelas terjawab. Adanya hubungan sangat dekat Bunda Putri dan SBY yang ditudingkan LHI tetap menjadi aroma tak sedap dan tetap diselebungi oleh ketidakjelasan.
“Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan SBY, dan Bunda Putri sangat tahu informasi mengenai kebijakan resuufle cabinet”> Itulah ungkapan yang dilontarkan LHI, terdakwa Kasus Dugaan Suap Kuota Daging Sapi Impor, yang juga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), saat bersaksi di Pengadilan Tipikor untuk terdakwa Ahmad Fathanah terkait Kasus Dugaan Suap Kuota Daging Sapi Impor.

Sosok Bunda Putri sebelumnya terungkap dalam rekaman percakapan antara LHI, Ridwan Hakim dan Bunda Putri yang disadap KPK Januari 2013. Bunda Putri digambarkan sebagai sosok penting yang bisa mempengaruhi para pengambil kebijakan. Bunda Putri bisa memindahkan para pejabat di kementerian, bahkan, dalam percakapan, bisa membuat lurah pusing.

Terlepas Lufti Hasan Ishak (LHI) berbohong atau tidak, yang pasti ocehannya soal kedekatan  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Bunda Putri telah membuat SBY marah besar.  SBY sangat reaktif, sampai-sampai SBY terlihat sangat emosional setelah mendapatkan informasi dari stafnya saat baru mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam (10-10-2013), setelah melakukan lawatan dari Brunei Darussalam.

Informasinya, saat itu juga SBY langsung mencari tahu siapa Bunda Putri. Selama tiga puluh menit SBY meminta informasi dari berbagai pihak. Mulai dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabiner Dipo Alam, Sekretaris Pribadi, hingga keluarga. Konon katanya tak ada yang mengaku kenal. Kabarnya informasi juga dikorek dari Menteri Pertanian Suswono dan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan. Dari keduanya didapat info Bunda Putri adalah isteri salah satu dari pejabat Kementerian Pertanian.

Selanjutnya dalam pernyataannya saat temu pers SBY, dengan nada tinggi SBY membantah kenal dengan Bunda Putri. "Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden. 1.000 persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," bantah SBY saat jumpa pers di Pangkalan TNI Angkatan Udara.  Kemarahan SBY ditindaklanjuti dengan menginstruksikan kepada aparat terkait untuk mengumpulkan informasi mengenai sosok Bunda Putri, yang nantinya akan diungkap ke publik siapa sebenarnya sosok Bunda Putri

Ada pengakuan yang mengatakan Bunda Putri adalah seorang pengusaha. Bunda Putri disebut isteri dari Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian Hasabuddin Ibrahim alias Odeng. Bahkan diinformasikan Bunda Putri adalah putrid salah satu pendiri Golkar. Untuk sementara belum ada kepastian siapa sebenarnya Bunda Putri, kendati soal Bunda Putri senpat menjadi berita aktual. Foto Bunda Putri berdampingan dengan sejumlah pejabat terus beredardi dunia maya dan jadi konsumsi publik melalui media. Herannya sejumlah pejabat dan mantan pejabat yang ada fotonya beredar bersama Bunda Putri, terutama pejabat yang dekat dengan SBY mengaku tak kenal dengan Bunda Putri. Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam langsung membantah kenal dengan Bunda Putri pasca fotonya berdua dengan Bunda Putri beredar, termasuk  Menteri Perdagangan Gita Wiryawan. Begitu juga mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjabat Ketua Umum Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso, juga mengaku tak kenal dengan Bunda Putri dengan alasan klasik yaitu lupa karena fotonya sudah lama.

Yang terang-terangan mengaku kenal dengan Bunda Putri adalah pejabat dari PKS. Hilmi Imanuddin (Ketua Dewan Syuro PKS). Saat menjadi saksi dipersidangan Kasus Korupsi Dugaan Suap Kuota Daging Sapi Impor dengan terdakwa LHI (21-10-2013), Hilmi mengaku kenal dengan Bunda Putri, dan mengenalnya dengan sebutan Non Saputri. Dan diakui Hilmi bahwa dialah memperkenalkan Bunda Putri dengan LHI dan juga kepada putranya Ridwan Hakim. Menurut Hilmi Bunda Putri suka menceritakan banyak hal kepadanya. Salah satunya soal reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu. Pengakuan Hilmi bahwa hubungannya dengan Bunda Saputri masih berlanjut hingga saat ini, dan dikatakannya Bunda Putri adalah pengusaha senior di Jawa Barat.

Menteri Pertanian Suswono yang juga kader PKS, terus terang mengaku kenal dengan Bunda Putri. Juga saat diperiksa sebagai saksi dalam Kasus Dugaan Suap Kuota Daging Sapi Impor bahkan Suswono mengaku pernah mendatangi rumah Bunda Putri di Pondok Indah Jakarta Selatan, meskipun pengakuannya mendatangai rumah Bunda Putri hanya untuk menanyakan soal adik Wakil Presiden RI Boediono yang pernah dilihatnya bersama Bunda Putri di Kalimantan (foto Bunda Putri dan adik Boedion, Tury Iswari beredar juga di dunia maya). Suswono juga mengakui bahwa Bunda Putri yang diketahuinya sebagai seorang pengusaha dan pemilik pabrik pupuk di Kalimantan Barat. Dan dia Suswono juga pernah mengakui kalau dia pernah mengunjungi pabrik pupuk organik milik Bunda Putri tesebut. Selain itu Suswono sebelumnya juga mengakui pernah melihat Bunda Putri hadir dalam acara PKK dalam rangka Hari Keluarga Nasional yang dihadiri Presiden SBY.

Ridwan Hakim (putra Hilmi Imanuddin) juga mengakui kenal dengan sosok Bunda Putri. Menurut Ridwan, Bunda Putri adalah seorang mentor bisnisnya. Saat Fathanah ditangkap, Ridwan Hakim tengah berada di rumah Bunda Putri, dan saat itu Bunda Putri meminta kepadanya untuk menyambungkan telepon kepada LHI untuk menanyakan soal duduk perkara penangkapan tersebut. Informasinya LHI juga datang ke rumah Bunda Putri setelah mendapat kabar Ahmad Fathabah ditangkap KPK. Tujuan LHI datang ke rumah Bunda Putri untuk menanyakan kebijakan reshuffle cabinet oleh SBY, karena dia khawatir penangkapan oleh KPK bermuatan politis dan hanya untuk menggeser Menteri PKS.

Mantan Menpora yang juga mantan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Andi Malaranggeng yang sebelumnya merupakan orang dekat SBY, fotonya juga bersama dengan Bunda Putri ikut beredar di dunia maya. Ada dua foto Andi dengan wanita yang diduga Bunda Putri. Pertama ketika Andi sedang bermain catur dan Bunda Putri berdiri dibelakang melihat Andi. Dan foto yang kedua, Andi yang diapit isterinya dan wanita yang diduga Bunda Putri.

Andi malaranggeng tampaknya tak membantah tak mengenal Bunda Putri. Namunmelalui adik Andi yaitu Andi Zulkarnaen Malaranggeng alias Cheol, mengakui keluarga besarnya mengenal Bunda Putri. Namun dia sendiri mengaku lupa dengan nama asli Bunda Putri. Sementara itu, seorang kerabat Bunda Putri yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Andi Malaranggeng pernah datang ke rumah Bunda Putri di Desa Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Bantahan  SBY yang mengaku tak mengenal Bunda Putri, sepertinya juga tak bisa dipercaya sepenuhnya. Kendati pihak kepolisian mengklaim sudah mengetahu sosok Bunda Putri, namun SBY melaui Staf Khusu Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga (Senin, 22-10-2013) dengan tegas mengatakan bahwa pihak kantor presiden tidak akan mengungkap siapa sebenarnya sosok Bunda Putri ke public. Anehnya Daniel berdalih seolah-olah presiden tak pernah berjanji akan mengungkapkan sosok Bunda Putri ke public. Dikatakannya bahwa instruksi presiden kepada aparat terkait untuk mengumpulkan informasi soal sosok Bunda Putri sepenuhnya untuk keperluan internal lingkaran presiden.

Keputusan SBY via pihak istana yang memastikan tak akan mengungkap sosok Bunda Putri ke public menjadi ironi plus tanda tanya besar, mengingat awalnya SBY begitu sewot setelah mengetahi dituding LHI punya hubungan dekat dengan Bunda Putri, dan berjanji akan mengungkapnya ke publik. Tak diungkapnya sosok Bunda Putri oleh SBY memastikan bhawa publik tetap bingung soal benar tidaknya sosok Bunda Putri yang punya hubungan sangat dekat dengan SBY. Selain menilai  tak konsekwen dengan tidak mengungkap sosok Bunda Putri, wajar pula kemudian lebih dominan public berpikir tendensius dan cendengan mencurigai atau menduga kuat Bunda Putri punya hubungan sangat dekat dengan SBY sebagai yang ditudingkan LHI. Pembenaran tuduhan LHI tentang hungan dekat Bunda Putri dengan SBY akan termemori karena tak ada kejelasan soal sosok Bunda Putri.

Dengan kondisi tak ada kejelasan soal sosok Bunda Putri dari pihak SBY, maka indicator (sejumlah pengakuan dan foto-foto Bunda Putri bersama sejumlah pejabat dan mantan pejabat tinggi di negeri ini) tuduhan Bunda Putri adalah sosok yang berpengaruh dan punya hubungan sangat dekat dengan SBY, akhirnya dianggap sebagai petunjuk kea rah pembenaran.

Tentu tak bisa diterima akal, Dipo Alam, Gita Giryawan,t ermasuk Sutiyoso dan sejumlah pejabat yang beredar fotonya bersama Bunda Putri, mengaku tak mengenal Bunda Putri. Rasanya tak masuk akal jika seorang Menteri bisa berfoto dengan orang tak dikenal dan tak masuk akal pula orang biasa atau orang yang tak berpengaruh bisa berfoto dengan sejumlah menteri atau pejabat tinggi.

Beredarnya foto Bunda Putri bersama sejumlah menteri dan mantan pejabat tinggi (yang saat berfoto dipastikan masih jadi pejabat), ditambah lagi adanya pengakuan kalau Bunda Putri pernah dikunjungi pejabat tinggi di kediamannya, justru menguatkan dugaan penalaran bahwa Bunda Putri adalah orang yang berpengaruh dan dekat dengan pusat kekuasaan dalan hal ini dengan Presiden SBY. Kendati tak bisa dibuktikan secara formil, bahw aBunda Putri orang yang sangat dekat dengan SBY, namun wajar munculberagam rasa curiga yang kuat kalau Bunda Putri memang Bunda Putri sangat dekat dengan SBY. Pengertian sangat dekat bisa saja punya hubungan khusus (special). Wajar pula jika dinilai SBY bersandiwara pura-pura marah saat mengetahui LHI mengungkapkan adanya huubungan sangat dekat antara Bunda Putri dengan dirinya. Sejumlah kalanganpun mencurigai kebenaran bantahan SBY atas ungkapan LHI soal hubungan SBY dengan Bunda Putri.

Jika SBY memang benar-benar tak ada hubungan dengan Bunda Putri, tentu SBY harus mengungkapkan sosok Bunda Putri ke public. Dapat dipastikan, sedikitpun tak ada bebab SBY untuk mengunkapkannya jika memang benar-benar tak ada hubungannya dengan Bunda Putri. Sangat mengherankan kenapa seorang SBY yang berkapasitas sebagai pemimpin tertinggi di republik ini, rela nama baiknya tercemar oleh tudingan LHI tanpa ada pembuktian. Padahal, karena menyangkut nama baik SBY sebagai presiden dan sebagai pribadi, sepantasnya tudingan LSH itu di clearkan oleh SBY sampai tuntas. Sebab sudah dipastikan dengan tak diungkapnya sosok Bunda Putri, maka SBY akan tetap jadi sasaran penilaian negatif oleh publik dan tuduhan LHI dianggap menjadi kebenaran.

Konsekwensi dari tak diungkapnya sosok Bunda Putri, yakni SBY harus bisa terima jika penilaian yang lebih ekstrim akan muncul seputar tuduhan hubungan sangat dekat Bunda Putri dengan SBY. Bisa-bisa saja atau bukan tak mungkin sekarang ini telah terbersit dan tertanam pemikiran jika hubungan sangat dekat Bunda Putri dan SBY termasuk pula hubungan beraroma “Perselingluhan”

Salahkah muncul dan tersirat penilaian yang menduga adanya aroma hubungan “perse;ingkuhan” dibalik tudingan soal hubungan sangat dekat Bunda Putri dengan SBY ?

Tak salah jika hubungan sangat dekat Bunda Putri dengan SBY diintrepretasikan adanya hubungan “perselingkuhan”. Penilaian seperti itu tentu didasarkan pemahaman yang sangat sederhana. Tak mungkin Bunda Putri mempunyai pengaruh sebagaimana diungkapkan LHI, jika tidak ada hubungan spesial dengan SBY. Tak logika pula jika pejabat tinggi mau berkomunikasi dengan Bunda Putri, jika Bunda Putri bukan orang yang berpengaruh dan tidak punya hubungan yang sangat dekat dengan SBY. Dasar penilaian yang demikian muncul sebab SBY melalui pihak istana kepresidenan dengan tegas tak mau mengungkap sosok Bunda Putri kepada publik.









Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA