Rabu, 06 Maret 2013

Anas Seorang Koruptor




Anas Seorang Koruptor

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Memang Anas Urbaningrum masih berstatus tersangka, dan secara hukum belum bisa dikatakan sebagai koruptor, karena belum ada putusan inkract dari lembaga peradilan yang menyatakan dia sebagai koruptor.  Tapi, bagi orang awam (penghuni mayoritas di tanah republik ini), yang kebanyakan tak tahu apa itu azas hukum “Presumption of Innocence” (praduga tak bersalah), telah beranggapan Anas itu adalah pelaku korupsi (seorang koruptor). Orang yang nggak ngerti hukum tentu tak bisa disalahkan jika beranggapan seperti itu.

Bukan maksud melakukan pembenaran dan pembolehan menyebutkan Anas sebagai koruptor dalam konteks tulisan ini. Tapi memang demikian kondisi dan tingkat pemikiran masyarakat  banyak saat ini. Kebencian terhadap kejahatan korupsi dan pelakunya, yang imbasnya secara langsung menyengsarakan rakyat, merupakan salah satu penyebab orang awam apriori menilai dan memberikan stempel sebagai koruptor buat pejabat pemerintahan maupun pejabat negara, baik yang pegawai negeri maupun politisi yang berprilaku korupsi, meskipun secara hukum masih dalam status terindikasi, tersangka maupun terdakwa. 

Anas,  bagi para pengamat tingkat kampung yang kerap mengekspresikan pendapatnya dari dari warung ke warung, sudah dianggap sebagai koruptor. Tak penting bagi mereka Anas masih berstatus tersangka. Oleh mereka, KPK seolah dianggap lembaga yang telah menjustifikasi Anas sebagai seorang koruptor. Apalagi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap KPK sangat tinggi, dan KPK telah dianggap sebagai lembaga yang berprestasi menjaring koruptor kelas kakap, serta para koruptor yang dijaring KPK pun tak pernah lolos dari jeratan hukum.

Serangan Anas terhadap SBY dan Partai Demokrat pun,  disikapi oleh kalangan men in the street tersebut, sebagai bentuk pelampiasan dendam dan sakit hati seorang koruptor. Perseteruan Anas versus SBY dan Partai Demokrat juga dianggap bentuk pertarungan seorang koruptor melawan penguasa partai tempat bersarangnya para koruptor.  Halaman-halaman berikutnya yang akan dibuka Anas dianggap juga dianggap berisikan bukti catatan para politisi yang bakal dijadikannya sebagai koruptor.

Loyalitas Anas yang masih beranggapan Anas telah dizholimi, harus bisa menerima konsekwensi jika mayoritas penghuni bumi pertiwi ini, akan menilai mereka sebagai antek-antek seorang koruptor. Termasuk para tokoh, politisi dan pejabat, yang memberi dukungan kepada Anas bertarung melawan SBY dan Partai Demokrat, terlepas apa motivasi dan maksudnya, juga harus bisa memahami dan menerima jika  dinilai sebagai pendukung koruptor.

Agresifitas serangan Anas  terhadap SBY dan partai yang pernah dipimpinnya, harus diakui mendapat banyak simpati dan dukungan, meskipun simpati dan dukungan mengalir karena ada kepentingan terselubung, serta sangat kentara muatan politiknya  Tapi seorang Anas harus ingat bahwa kemungkinan besar jauh lebih banyak orang yang  menganggapnya, memang benar-benat terlibat sebagai pelaku extra ordinary crime alias koruptor dalam kasus Korupsi Proyek Hambalang.  (***)

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA