Sabtu, 30 Maret 2013

Tragedi Pembantaian Sadis AKP Andar Siahaan, Pengalaman Pahit Buat Polisi dan Warga




Tragedi Pembantaian Sadis AKP Andar Siahaan
Pengalaman Pahit Buat Polisi dan Warga

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Kapolsek Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, AKP Andar Siahaan, dibunuh secara sadis oleh ratusan orang, Rabu malam tanggal 27 Maret 2013 sekitar jam 21.30 Wib, di Dusun Rajanihuta Nagari Buttu Bayu Paneraja, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. Pembunuhan tersebut, tak lama setelah sang Kapolsek beserta tiga anggotanya yakni Aiptu Armadi Simbolon, Bripka Lamsar Samosir dan Brigader Leo Sidauruk, menangkap seorang pelaku judi togel bernama Y Sumbayak.  Pelaku judi di tangkap dari rumahnya berikut barang bukti berupa handphone milik pelaku yang berisi nomor tebakan judi togeljenis KIM.  Penangkapan dilakukan, setelah sebelumnya ada informasi melalui SMS dari warga kepada Kapolsek.

Sekitar beberapa ratus meter saat pelaku dibawa dengan mobil milik Kapolsek jenis Kijang  BK 1074 FN, tiba-tiba isteri pelaku judi meneriaki Kapolsek dan anggotanya tersebut sebagai maling kerbau. Dalam sekejap warga pun sudah berkumpul dan langsung menghadang laju mobil yang membawa pelaku. Saat itu Kapolsek menjelaskan kepada massa bahwa mereka adalah petugas kepolisian, dan bukan maling sebagaimana yang diteriakkan isteri pelaku. (Informasinya Kapolsek juga sempat menghubungi dan berkomunikasi melalui Handphone dengan Kapolres Simalungun AKBP Andi Syahriful Taufik Sik). Anehnya, saat itu massa seperti tak perduli dan terus merengsek ingin menghajar Kapolsek dan tiga anggotanya. 

Menghindari emosi dan amukan massa, pelaku judi yang ditangkap pun langsung dilepaskan. Kapolsek bersama anggotanya berupaya melarikan diri dengan mobil, karena massa terlihat beringas dan berupaka menghakimi kapolsek dan tiga anggotanya tersebut. Naas, bagi kapolsek dan anak buahnya, mobil mereka tak berhasil lolos dari kejaran massa dan hadangan massa. (Ada informasi mobil kapolsek terpaksa berhenti karena dihadang oleh gerobak lembu). Setelah mobil berhenti, sang Kapolsek langsung diserbu ratusan massa. Tiga anggotanya berhasil kabur menyelamatkan diri, sementara kapolsek langsung jadi bulan-bulanan massa, dan dianiaya secara sadis, Kaca mobil milik Kapolsek dipecahkan masa.  Batu dan berbagai benda keras, benda tumpul  dan setengah tajam menghantam kepala AKP Andar  Siahaan, Dan nyawa sang Kapolsek pun merenggang dilokasi pembantaian. 

Malam itu juga (dua jam setelah kejadian) Kapolres Simalungun, pun tiba di lokasi kejadian. Setelah Kapolres Simalungun tiba di lokasi, mayat AKP Andar Siahaan yang terkapar diatas tanah lumpur, pun langsung diangkat dan dimasukkan keambulan dan seterusnya dibawah ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Tak lama setelah itu sebanyak seratusan personil gabungan dari Polres Simalungun dan satuan Brimob mendapat komanda dari Kapolres Simalungun, malakukan penyisiran mencari pelaku pembunuhan. Lebih kurang demikianlah sekilas kronologis pembunuhan sadis yang dilakukan ratusan warga sehingga menewaskan Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan. 

Dari pengamatan  penulis ketika melihat langsung Jenazah Kapolsek Dolok Pardamean tersebut saat diotopsi di Ruang Jenazah RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar, Kamis dinihari 28 Maret 2013 sekitar Jam 03.00 Wib, kondisi tubuh terutama bagian kepala sangat menggenaskan. Kepala korban dalam kondisi bebak belur penuh darah diduga akibat hantaman benda keras secara berulang-ulang. Kepala korban tampang penyok, kulit kening korban koyak besar,dan tulang dan tempurung kening berlubang. Wajah korban, dan kedua mata korban terlihat hancur. Tempurung kepala bagian belakang juga remuk dan pecah. Tubuh korban  bagian dada dan perut serta punggung korban tampak sejumlah bekas pukulan benda keras.

Pembunuhan dengan cara penganiayaan sadis dan tak berperikemanusiaan terhadap Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan, menjadi berita Headline di hampir semua media. Medial lokal, media nasional dan televisi, melansir pristiwa tersebut jadi informasi menarik dan berita utama. Bahkan pasca terjadi pristiwa sejumlah televisi menjadikannya berita live. Bahkan informasi tentang pembantaian AKP Andar Siahaan, tayang dan diberitakan melebihi pembunuhan terhadap seorang perwira polisi yang bertugas di Sabhara Polda Banda Aceh, yang juga berpangkat AKP bernama Suhardiman. 

Kematian tragis AKP Andar Siahaan juga tak hanya meluapkan tangis kesedihan dan keluarganya, tapi juga membuat Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro juga ikut menitikkan air mata saat melayat kerumah duka bersama Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Loudewijk F Paulus di Jalan Pintu Air IV Gang Kelapa Perumnas Simalingkar Medan, Kamis 28 Maret 2013.
Pristiwa pembantai Kapolsek Dolok Pardamean, adalah pembunuhan sadis, dan tak berperikemanusiaan. Memang pristiwa tersebut, memicu banyak tanda tanya. Ada informasi saat penangkapan hanya tiga anggotanya membawa pistol dan AKP Andar Siahaan dikabarkan tak membawa pistol. Ada juda informasi AKP Siahan juga dikabarkan membawa pistol. Bahkan Kapolsek dan tiga anggotanya tak memakai seragam kepolisian saat melakukan penggerebekan. Dan sebelum melakukan penangkapan mereka juga tak berkordinasi dengan aparat desa setempat.
Pertanyaannya, Jika AKP Andar Siahaan tak bawa pistol, kenapa ketiga anggota AKP Andar tak mengeluarkan senjata ataupun tak memberikan tembakan peringatan sebelum AKP Andar Siahaan dibantai oleh massa ? Dan jika memang AKP  Andar Siahaan saat itu bawa pistol kenapa Kapolsek tersebut juga tak mengeluarkan senjata atau melakukan tembakan peringatan sebelum massa membantainya ? Padahal saat itu mereka diinformasikan sebelum dibantai AKP Andar sudah memberitahukan kalau mereka adalah polis, malah saat itu AKP Andar masih bias berkomunikasi melalui handphone dengan Kapolres Simalungun AKBP Andi Syahriful Taufik Sik. Paling tidak, dengan cara mengeluarkan pistol. Dan melakukan tembakan peringatan, AKP Andar dan anggotanya, setidaknya bisa membuat warga sedikit gentar. 

Lalu kenapa AKP Andar tak mengenakan seragam (malah AKP Andar saat itu hanya bercelana pendek), ketika melakukan penangkapan ? Kenapa ketiga anggota Polsek Dolok Pardamena, tega meninggalkan AKP Andar Siahaan selaku komandannya,  seolah tak punya kesetiaan atasannya ? dan kenapa AKP Andar dan anggotanya tidak menghubungi dan tidak berkordinasi dengan aparat kampung saat sebelum melakukan penangkapan ? 

Lalu muncul juga pertanyaan yang lebih universal, kenapa Judi togel saat sekarang ini begitu marak ? Yang mengherankan Ada apa dibalik maraknya kegiatan judi, dan kenapa judi tak bisa diberantas ?  Kenapa semasa Sutanto menjabat Kapolri judi tak bisa beroperasi di wilayah republik ini ?  

Pristiwa pembantaian sadis terhadap AKP Andar, telah terjadi. Waktu tak bisa dimundurkan kembali. Bahkan dari seratus orang lebih yang diamankan tak lama setelah kejadian, sebanyak 21 orang telah dijadikan tersangka, 17 diantaranya telah ditahan, 4 orang wajib lapor.  Nama para tersangka antara lain : Tamaria Boru Aruan, Justin Purba, Rusdtam Effendi Sinaga, Maradin Sinaga, Jordan Silalahi, Karnaen Tamba, Bonar Saragih, Dedi Girsang, Jarisden Saragih, Rudi Antono Sidabutar, Jasarmen Sinaga, Sofian Sitio, Pandapotan Sialoho, Waryanto, Fernandus Turnip, Boing Sidebang, Juki Ardo Sandoksen Naibaho, Irwan Saragih, Mangaratua Purba, Usman Saragih dan Wahmen Saragih. Kemungkinan tersangka  masih bisa bertambah, karena masih ada yang melarikan diri, termasuk pelaku judi togel yang sempat ditangkap sebelum pristiwa pembantaian. 

Penanganan kasus pembataian sadis terhadap AKP Andar Siahaan telah diambil alih oleh Polda Sumut, dan 17 orang tersangka kini mendekan di sel tahanan Poldasu. Tamaria Boru Aruan, Istri  pelaku judi dianggap sebagai provokator, karena meneriaki keempat polisi tersebut sebagai maling kerbau. Padahal dia tahu suaminya ditangkap dan dibawa  karena kasus judi togel. Isteri pelaku judi serta sejumlah orang yang ikut melakukan pembantaian bakal dikenakan pasal berlapis dengan ancaman hukuman yang sangat maksimal, apalagi polisi punya celah menerapkan pasal pembunuhan berencana.  

Bukan mau berandai-andai, namun, seandainya judi sama sekali tak bisa hidup di bumi persada ini, seperti dimasa Kapolri dijabat Jenderal Pol Sutanto, kemungkinan pristiwa pembantaian terhadap polisi saat menangkap pelaku judi takkan terjadi, bahkan penangkapan pelaku  judi togel takkan terjadi. Realitanya bahwa perjudian khususnya judi togel saat ini begitu marak dan berkembang biak, Malah praktek judi togel seperti sengaja dibiarkan beroperasional tanpa ada upaya pemberantasan secara serius oleh aparat penegak hukum. Sudah menjadi rahasia umum, selama ini para pelaku judi togel (Bandar, agen dan penjual atau penulis), berani beroperasi karena sudah ada kordinasi terselubung  dengan aparat kepolisian.

Terlepas itu semua, pristiwa pembantaian AKP Andar Siahaan, dapat dijadikan pelajaran berharga. Bagi kepolisian, pristiwa tersebut selayaknya bisa jadi pengalaman untuk pembenahan prosedural dalam hal penangkapan pelaku tindak pidana kejahatan, khususnya pelaku tindak pidana perjudian. Setidaknya polisi pristiwa tersebut membuat polisi, harus bersikap tidak ada toleransi terhadap kejahatan apapun termasuk judi. Bagi masyarakat pristiwa tersebut juda bisa jadi pelajaran berharga, agar berpikir sebelum melakukan perbuatan, apalagi perbuatan itu perbuatan melawan hukum. Dan jangan terpengaruh oleh provokasi apapun, dan yang terpenting jangan merasa sok jago. Tak ada yang diuntungkan, kerugian merupakan kepastian. Yang lebih pasti, pristiwa tersebut adalah pengalaman pahit buat polisi dan warga, dan jadi renungan mendalam serta dijadikan pelajaran yang sangat berharga.(***)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA