Jumat, 06 Desember 2013

Ejekan Anas Menyengat Partai Demokrat


Ejekan Anas Menyengat Partai Demokrat

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Pasca tergusur  dari pucuk pumpinan dan dari Partai Demokrat, Anas Urbaningrum tak berhenti menyerang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat. Anas tahu betul memilih isu yang dijadikan senjata untuk menyerang  SBY dan partai yang pernah dipimpinnya tersebut.  Dan serangan Anas dengan senjata isu yang digelontorkannya selalu efektif membuat para politisi Partai Demokrat merasa tersengat.

Untuk kali ini isu yang dilontarkan Anas menyerang SBY dan Partai Demokrat, termasuk isu ringan dan bahkan bisa dibilang isu yang tak berkualitas. Namun kesan yang ditangkap isu tersebut secara eksplisit memang bertujuan menyindir, atau sangat tepat juga disebut mengejek dengan target merendahkan serta mempermalukan SBY dan Partai Demokrat. 

Adapun isu yang digelontorkan sebagai bahan ejekannya adalah mengusulkan agar SBY selaku Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat untuk maju kembali dalam Pilpres 2014 sebagai calon wakil presiden., karena dianggapnya sebagai langkah penyelamatan Partai Demokrat dari keterpurukan, sebab 11 figur bakal capres yang ikut konvensi capres Partai Demokrat tak bisa diharapkan menaikkan elektabilitas Partai Demokrat.

SBY kata Anas adalah kartu truf  untuk menyelamatkan Partai Demokrat SBY, maka disarankannya sebaiknya SBY  jadi cawapres, karena sesuai aturan SBY tak bisa lagi maju sebagai capres. Kalau SBY mau ikhlas, menurut Anas bakal banyak capres yang  tertarik. Dikatakan Anas lagi, SBY tak perlu takut dituduh kemaruk jabatan, dan SBY tak perlu merasa rendah jika maju menjadi cawapres. Menurut Anas bukan pilihan buruk jika SBY  turun pangkat menjadi cawapres, sama halnya saat SBY mau jadi Ketua Umum Partai Demokrat dari jabatan sebagai ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Menguatkan alasanya mengusulkan SBY maju jadi cawapres, via twitter Anas pun mencontohkan ketika sejumlah politisi Partai Demokrat  menyerang Gede Pasek Suardika karena menyarankan SBY jadi Ketua Umum pasca pengunduran diri Anas., yang kemudian usulan Gede akhirnya itu diterima SBY, dan SBY pun mau turun pangkat menjadi ketua umum. Dalam Tweetnya Anas pun mengutip dan mengulangi perkataan Sutan Bathoegana yang menyerang Gede Pasek Suardika ketika mengusulkan SBY jadi Ketua umum. “Apa kata dunia jika SBY menjadi Ketum ?” Anas juga mengutip dan mengulangi pernyataan Ruhut Sitompul yang mengatakan “Usulan tersebut hanya akal-akalan kubu Anas., Ruhut yakin  bahwa SBY tak mau”. Juga menurut Anas saat itu sejumlah senior Partai Demokrat juga tak setuju dan ragu SBY mau jadi Ketua umum lantaran dianggap turun kelas.

Masih dalam konteks mengejek, dalam tweetnya Anas juga  menduetkan SBY dengan tokoh-tokoh yang hendak maju atau diproyeksikan sebagai capres.  “ Kalau  Pak SBY mau jadi cawapres, ARB akan senang melamarnya, ARB-SBY akan kuat” - “Pak Hatta Rajasa juga bisa jadi pasangan HR-SBY, mungkin ada sedikit kritik karena besan, tapi tak ada soal serius” - “PKB bisa melamar, misalnya Mahfud-SBY, pasangan yang menjanjikan, dan cukup ideal” - “ Jika PKB ajukan JK sebagai capres bisa lahirkan pasangan JK-SBY, Sangat oke, Gantian saja, dulu SBY-JK sekarang JK-SBY, kuat!” - “Jika PDIP ajukan Jokowi, Pasangan Jokowi-SBY akan menjadi pasangan bintang-bintang, Pasangan bersejarah” - “Jika Ibu Mega tetap maju, mungkin saja pasangan Mega-SBY akan menjadi pencair kebekuan politik 10 tahun ini” - “Jika nanti Hanura dan Demokrat berkoalisi, bisa saja ada pasangan Wiranto-SBY, seperti reuni Cilangkap, kompak!”- “Jika bersepakat Gerindra dan Demokrat bisa melahirkan pasangan Prabowo-SBY, pasangan kawan lama yang selama ini berhubungan baik”.......

Kalau dinilai, dengan usulan mencawapreskan SBY yang lontarkan Anas ini jelas sebuah ejekan yang  sengaja dikemas Anas dalam bentuk usulan,  dan alasannya pun sengaja dicari-cari  agar tampak diterima logika. Anas pun sengaja memposisikan diri supaya tampak elegan serta seolah-olah merasa terpanggil memberikan solusi atas keterpurukan Partai Demokrat yagn pernah dipimpinnya. Ejekan cantik dan terkesan dibuat masuk akal sehingga memicu reaksi. 

Sejatinya ejekan Anas hanyalah isu murahan, tapi nadanya cukup menyengat dan membuat sakit telinga pihak-pihak yang  merasa diserang dalam hal ini pihak SBY dan Partai Demokrat.  Sengatan ejekan Anas tampak efektif karena pertahanan Partai demokrat dalam kondisi sangat labil, akibat partai dalam kondisi terpuruk karena rendahnya elektabilitas. Harus diakui serangan Anas kali ini  cukup telak menghantam kubu pertahanan Partai Demokrat dan menyengat para politisi Partai Demokrat. Terbukti para politisi Partai Demokrat pun begitu terkejut  dan merasa tersengat mendengar ejekan Anas. Reaksinya pun terlihat spontan, lalu berusaha menepis serangan Anas tersebut.  

Efektivitas serangan terhadap SBY dan Partai Demokrat dengan senjata ejekan, karena Anas melontarkan ejekannya pada momen yang  tepat, sehingga tepat mengenai sasarannya. Sampai-sampai para petinggi di kedinastian Partai Demokrat merasa terkejut dan merasa tersengat mendengar nada ejekan Anas. Sejumlah politisi dan petinggi partai penguasa tersebut langsung  reaktif  dengan berusaha meredam serangan yang dilontarkan Anas Urbaningrum.  Ada yang bilang SBY tak kemaruk jabatan, ada yang ngomong mustahil SBY maju jadi cawapres, ada yang mengatakan statemen Anas  ngeri-negeri sedap dan lucu-lucu ngeri,  dan ada juga yang merasa tersinggung dan menganggap usulan Anas sengaja  menjatuhkan harga diri SBY serta adapula yang  meminta Anas fokus saja pada persoalan hukum yang dihadapinya.

Sengatan ejekan Anas tak hanya dirasakan kubu Partai Demokrat, tapi juga dirasakan partai yang dikenal  kawan kompak  alias sekutu kental Partai Demokrat., yakni Partai Amanat Nasional. Via Wakil Ketua Umumnya Dradjat Wibowo, PAN ikut nimbrung membela SBY dan Partai Demokrat dengan mengatakan Anas jangan kebalasan dalam bercanda. PAN menilai Anas sudah mencampuri urusan Partai lain, karena Anas menduetkan SBY sebagai wacapres dengan sejumlah nama termasuk dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Partai Gerindra juga demikian, Fadli Zon, Wakil Ketua Umum partai bentukan Prabowo Subianto tersebut,  menilai SBY  tak usah menjadi cawapres. Menurutnya tak ada keinginan SBY jadi cawapres, karena hal itu sudah terkonfirmasi dengan gelaran konvensi capres Partai Demokrat.

Ada juga partai yang merasakan getaran ejekan Anas tersebut, dan menunjukan kesan senang mendengarnya, malah ikut  memanfaatkan ejekan Anas tersebut dengan ikut nimbrung mengejek, meskipun secara halus. Terkesan mendukung usulan Anas,  Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menyambut baik jika SBY mau maju sebagai cawapres , dan katanya hal itu akan mengubah konstelasi politik nasional.  Sama seperti Anas, Bambang juga merasa yakin ada banyak partai yang akan tertarik membesut SBY sebagai calon wakil presidennya,  salah satu diantaranya kata Bambang adalah Partai Golkar. Duet ARB-SBY kata Bambang akan dipercaya sebagai pasangan tangguh di Pilpres 2014, karena tak hanya menguntungkan Golkar tapi juga akan mendongkrak eletabilitas Partai Demokrat.

Dari non partisan terutama  pengamat politik juga tak ketinggalan mengomentari ejekan Anas. Indera Samigo pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)  menilai usulan Anas  itu merupakan sindiran halus, dan Anas ingin melihat reaksi SBY dan petinggi-petinggi Partai Demokrat.  Lalu pengamat politik Charta Politika Indonesia Yunarto Widjaya, menganggap usulan Anas sebagi ide yang  menarik. Dari segi substansi menurut Yunarto menarik apa yang dilemparkan Anas , tapi secara psikologis dan bagaimana posisi Anas dalam konteks pro kontra itu merupakan sindiran halus

Ternyata harus diakui Anas merupakan politisi kawakan. Anas begitu piawai membuat SBY dan Partai Demokrat tersengat oleh serangannya. Dan serangannya juga sangat efektif karena Anas tahu melihat kondisi dan situasi saat melontarkan seranganya. Isu dan wacana yang dilontarkan begitu  variatif,  Bahkan isu murahan dapat dikemasnya menjadi ejekan, lalu dijadikannya sebagai senjata efektif menyerang SBY dan Partai Demokrat.. Sebagai tukang serang Anas juga mampu memposiskan diri seolah tampak elegan dan tak menunjukkan gaya frontal. Yang jelas  serangan Anas tak ditampaik membuat SBY galau dan, malah terbukti telah mampu membuat SBY geram dan  marah.

Sayangnya Anas yang sekarang ini bukanlah sosok yang bersih.  Dia telah terlabel sebagai seorang  politikus yang terindikasi kuat terlibat sebagai pelaku korupsi dalam kasus korupsi Proyek Hambalang, dan penjara pun sedang  menanti kedatangannya.  Yang pasti ditengah banyak yang tak simpati dengan sosok Anas yang  sudah tercemar, tak dipungkiri pula banyak yang  senang dan bertepuk tangan ketika Anas menyerang SBY dan Partai Demokrat, sebab yang diserang  juga adalah pihak yang sudah kehilangan simpati dari orang banyak.

Baca juga di sini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA