Rabu, 17 April 2013

SBY Berlagak Merakyat




 SBY Berlagak Merakyat

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Presiden SBY, kini telah punya akun twitter. Akun twitter milik SBY tersebut bernama @SBYudhoyono, resmi diluncurkan Sabtu tanggal 13 April 2013. Beberapa hari sebelum diluncurnya, kalangan istana dan kalangan yang dekat dengan SBY, lebih dahulu mempublikasikan bahwa SBY akan punya akun twitter resmi. Setelah @SBYudhoyono resmi diluncurkan, kalangan istana kembali menegaskan bahwa @SBYudhoyono, adalah benar akun twitter milik SBY.  

Melihat akun twitter SBY, maka terlihat pas foto SBY pakai kaos pada  profil (foto) akun twitter. Lalu gambar SBY sedang dikerubungi orang banyak pada Header yang jadi latar belakang akun. Di permukaan Header tepatnya dibawah Foto profil,  tertera nama S. B. Yudoyono (nama pemilik akun) dan dibawahnya @SBYudoyono (nama akun). Selanjutnya dibawah nama akun tertera kalimat “Akun Resmi Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Dikelola oleh Staf Khusus Presiden Republik Indonesia. Twit dari Presiden di tandai *SBY*”, dan dibawahnya lagi tertera nama situs presidenri.go.id (nama situs presiden). Sementara Background tampilan twitter SBY adalah gambar bendera merah putih berkibar, dengan latar warna biru. Di sisi kiri bawanya ada logo SBY, dan dibawahnya tertera kalimat Majukan Indonesia, Kita Bisa. 

Dari penampilan akun twitter SBY, yang menarik adalah Gambar SBY sedang dikerubungi banyak orang, pada Header yang jadi latar belakang akun twitternya. Tampak pada gambar tersebut orang banyak berdesakan ingin menyalami SBY.   Jika tampilan akun twitter SBY dicap meniru tampilan akun twitter Barack Obama, sebagaimana dikatakan banyak orang, memang begitulah realitanya. Yang pasti, selain meniru akun twitter milik Obama, gambar tersebut memang sangat sengaja di posting untuk memperlihatkan kepada publik bahwa SBY adalah sosok yang merakyat. 

Kalau dikaji secara mendalam, tampilan akun twitter SBY secara keseluruhan memang disetting untuk mengarahkan pemikiran publik agar menilai sosok SBY secara positif dalam arti SBY akan dinilai sebagai pemimpin yang dekat rakyat. Sayangnya, pemakai twitter (tweeple) di Indonesia adalah golongan orang yang mengerti teknologi dan dunia online. Orang yang mengerti dunia online kebanyakan adalah orang yang paham dan mengerti menilai secara objektif. Sehingga para tweeple,  jika melihat tampilan akun twitter SBY, tak segampang itu langsung menilai SBY sebagai pemimpin yang merakyat, hanya karena melihat gambar SBY di tampilan akun twitternya sedang dikerubungi orang banyak. 

Para tweeple, yang punya background pendidikan yang mumpumi, seperti para aktivis, akademisi (mahasiswa dan dosen), jurnalis, tokoh, seniman, budayawan dan politisi yang kebanyakan sebagai tweeple aktif  dan selalu kritis, tentu takkan terperangah melihat tampilan akun twitter SBY. Bagi para tweeple seperti ini tentu akan menilai SBY melakukan pencitraan melalui akun twitternya. Dan kemungkinan besar di Tweets akun twitter SBY, akan terbaca kiriman Tweet bernuansa kritikan dan sorotan tajam, bahkan bernuansa hujatan terhadap SBY, dari para  para Tweeter kalangan yang kerap mengkritik.

Meskipun kesannya sangat terlambat, harus diakui keputusan SBY menggunakan media sosial twitter, sebagai media kicauannya dan media pencitraan dirinya adalah sangat tepat. Pemberitaan negatif  belakangan ini melalui berbagai media, termasuk berita hujatan yang tertuju ke sosok SBY terkait dengan buruknya citra Partai Demokrat, membuat citra SBY semakin anjlok dimata publik. Dan SBY yang masih punya kepentingan politik, kendati tak bias lagi mencalonkan diri jadi presiden. Salah satu tujuan politik SN|BY, sebagaimana santer terdengar adalah menggiring salah satu keluarganya sebagai Capres pada Pilpres 2014 melalui Partai Demokrat yang kini sepenuhnya telah dikuasai SBY. Tujuan itu tentu membuat SBY harus melakukan recitranisasi dan revans atas pemberitaan negatif atas dirinya tersebut.

Sebagaimana diketahui, SBY bukanlah politikus yang memiliki media, seperti Abu Rizal Bakri, Surya Paloh, Hary Tanoesoedibyo dan Dahlan Iskan.  Karena tak punya media, tentu Twitter lah media yang jadi pilihan SBY dan media twitter yang paling tepat untuk melakukan recitranisasi dan revans atas pemberitaan negatif terhadap dirinya tersebut. Hal itu sejalan dengan melonjaknya pengguna twitter di Indonesia. Apalagi Indonesia berada di urutan kelima sebagai negara penggunang twitter di seluruh dunia, dan nomor satu di Asia. Pengguna twitter Indonesia menyumbang 15 persen dari total seluruh Tweets di seluruh dunia. Bahkan beberapa Tweet dari Indonesia telah menjadi trending topik dunia.  

Yang menjadi pertanyaan. apakah akun twitter SBY tersebut efektif menjadi intrumens recitranisasi dan revans atas pemberitaan negatif belakangan ini terhadap SBY ? 
 
Yang pasti tampilan akun Twitter SBY yang menggambarkan SBY seolah sebagai sosok yang merakyat, merupakan upaya awal dari SBY untuk melakukan recitranisasi dan revans. Persoalan efektif atau tidak, itu cerita nanti, karena masih memerlukan proses waktu. 

Kondisi sekarang ini sosok SBY telah bertubi-tubi dihantam pemberitaan miring terutama terkait masalah Partai Demokrat dan kadernya yang terlibat dan terkait korupsi. Kendati demikian SBY juga harus sadar akun twitter nya takkan berpengaruh besar mengembalikan citranya, jika media cetak,  media online dan televisi tetap memberikan porsi besar melakukan pemberitaan miring terhadap SBY, termasuk terhadap partai yang dipimpinnya. Malah hal yang positif dikemas di akun twitter SBY, bisa dirilis menjadi berita di media cetak, media online  dan  media televisi, bahkan bisa dijadikan pemberitaan miring di media cetak, media online dan televisi. Apalagi jika SBY curhat via akun twitternya, maka diperkirakan jadi santapan hangat media cetak, media online dan televisi, dan bisa dikemas jadi pemberitaan miring.

Kenyataan yang harus diterima SBY adalah akun twitter miliknya tak bisa disetting hanya sebatas  untuk pencitraan dirinya. Karena tak bisa dihadang jika tweet-tweet berisi kritikan yang memojokkan SBY terbaca di tweets akun twitter nya. Meskipun penggunanya melonjak dari waktu kewaktu, tapi masyarakat awam tak pengguna twitter yang hanya membaca media cetak dan nonton televisi yang masih sangat dominan jumlahnya di negeri ini, takkan pernah membaca sisi positif SBY yang dikemas melalui twitter SBY. 

SBY baru hitungan hari ber ngetweet ria, namun soal pemberitaan negatif yang berhubungan dengan akun twitternya tak sedikit jumlahnya. Ada yang menilai akun twitter SBY meniru akun twitter Barack Obama. Lalu SBY pun dianggap melakukan pencitraan. Termasuk menjadi pemberitaan, terkait sejumlah kalangan politisi tak berkeinginan mem following SBY.  Pemberitaan miring yang agak menghangat  terkait godaan artis porno Vicky Veete asal Norwegia terhadap SBY, malah sang artis porno tersebut melalui akun twitternya diberitakan mendapat ancaman bunuh karena menggoda SBY via twitter. 

Memang, upaya SBY mengembalikan citranya bukan kerjaan gampang. Akun twitter yang dianggap media tepat, belum tentu memberikan pengaruh yang besar, kendati follower di akun twitter SBY sudah mencapai satu juta lebih dalam hitungan 4 hari. Namun satu juta lebih follower tersebut, tak otomatis mengganggap SBY sosok pimpinan yang merakyat, karena tampilan akun twitter SBY yang dikemas solah merakyat. Satu juta orang follower di @SBYudhoyono, kebanyakan memfollow karena SBY seorang presiden, bukan karena simpati dan mengidolakan serta menganggap SBY sosok pemimpin yang merakyat. 

Orang banyak dinegeri ini (termasuk sebagian besar yang jadi follower SBY di twitter), tahu betul SBY bukan tipe pemimpin yang merakyat ataupun yang dekat dengan rakyat. Apalagi jika dibandingkan dengan sosok Gubernur DKI Jakarta Jokowi, maka sosok SBY jauh dari kesan merakyat. 

Mengenai gambar SBY dikerubungi orang banyak, itu jelas gambar asli SBY dan bukan gambar setingan. Dan wajar ada gambar SBY dikerubungi oleh orang banyak, karena dia seorang presiden, ketika turun ketengah warga sudah pasti dikerubungi warga. Namun karena gambar diposting jadi foto Header di tampilan akun twitter SBY, sangat kental tujuannya segaja mempublikasikan agar sosok SBY terkesan sebagai sosok pemimpin yang merakyat. Memang tak ada salahnya dan tak ada yang melarang akun twitter SBY dikemas seperti itu. Namun SBY harus maklumi jika orang banyak juga menganggap SBY berlagak merakyat, karena tampilan akun twitternya yang dikemas seolah pemimpin yang merakyat. (***)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA