Selasa, 23 April 2013

Dua Jabatan Ketua Dilepas, SBY Tetap Penguasa Partai Demokrat



Dua Jabatan Ketua Dilepas
SBY Tetap Penguasa Partai Demokrat

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Pada struktur kepengurusan baru Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono tidak lagi memegang empat jabatan ketua. Kini SBY hanya memegang dua jabatan ketua yakni Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Sementara jabatan Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan telah dilepas SBY. Ketua Dewan Pembina dipegang oleh EE mangindaan, dan Ketua Dewan Kehormatan diduduki oleh Amir Syamsuddin. 

Tak bisa disangkal pelepasan dua jabatan ketua tersebut merupakan konsekwensi dari banyaknya sorotan terhadap SBY yang dianggap terlampau berkuasa di Partai Demokrat pasca KLB Bali, karena memegang empat jabatan ketua sekaligus. Kendati demikian, pengurangan jabatan ketua dari ggenggaman SBY tak sedikit pun mengurangi besarnya kekuasaan SBY sejak KLB Bali. 

Dianalisa dari model struktur kepengurusan Partai Demokrat yang baru disusun oleh SBY selaku formatur tunggal, jelas kekuasaan yang paling berperan dan menjadi penentu di Partai Demokrat adalah Majelis Tinggi dan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, yang keduanya masih di ketuai oleh SBY. Sementara Dewan Pembina Pertimbangan yang sekarang di ketuai oleh EE Mangindaan dan Dewan Pertimbangan yang di ketuai oleh Amir Syamsuddin, adalah dua struktur di Kepengurusan Partai Demokrat, yang sebelumnya juga tak punya pengaruh sebagai penentu di Partai Demokrat. 

Harus diingat, di struktur kepengurusan Partai Demokrat sebelum KLB Bali, SBY memegang tiga jabatan Ketua yakni Ketua Majelis Tinggi, Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Dewan Pembina. Lalu ketika terjadi upaya penyelamatan partai dengan pengambilalihan wewenang Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP karena turunnya elektabilitas partai akibat indikasi keterlibatan Anas dalam Kasus Korupsi Proyek Hambalang, yang melakukan pengambilalihan adalah SBY atas nama Majelis Tinggi Partai Demokrat, dan bukan SBY sebagai  Ketua Dewan Pembina ataupun Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat. Dan memang kedua lembaga tersebut secara fungsional tak punya kekuatan organizing dan hanya bersifat lembaga konsultatif alias tukang beri saran dan nasehat, dan selama ini terkesan hanya sekedar perlambang.

Jadi kalau pun di struktur kepengurusan Partai Demokrat yang baru jabatan Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat tidak lagi dijabat SBY, tak mengurangi besarnya kewenangan dan kekuasaan SBY di Partai Demokrat, karena jabatan Ketua Majelis Tinggi yang tetap di pegang SBY, ditambah jabatan Ketua Umum DPP Partai Demokrat juga dipegang SBY pasca KLB Bali. Dan kedua struktur inilah yang berperan dan menjadi penentu di Partai Demokrat.

Kalau kembali dilihat struktur kepengurusan Partai Demokrat yang baru, tampak secara hirarkis Majelis Pertimbangan yang di ketuai oleh SBY, merupakan lembaga tertinggi di struktuk partai besutan SBY tersebut. Malah yang lebih menasbihkan lagi kalau Majelis Tinggi adalah lembaga terhebat di struktur Partai Demokrat, adalah masuknya nama Ketua Dewan Pembina EE Mangindaan sebagai anggota Majelis Tinggi. 

Disematkannya jabatan ketua Dewan Pembina kepada EE Mangindaan dan Ketua Dewan Kehormatan kepada Amir Syamsuddin, secara politis memang dikondisikan demikian, karena kedua kader Demokrat tersebut, merupakan bawahan langsung SBY di Kabinet Pemerintahan yang dipimpin SBY, dan mereka jadi bawahan SBY. Jadi tak ada sedikitpun kemungkinan kedua orang ketua yang menggantikan SBY di Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan Partai Demokrat, untuk bertindak melebihi atau mengimbangi kekuasaan SBY di Partai Demokrat. 

Kesimpulannya SBY tetap penguasa di Partai Demokrat jabatan Ketua Dewan Pembina dan jabatan Ketua Dewan Kehormatan, sengaja dilepas dari tangan SBY, hanya untuk mengelemenir tudingan miring terhadap SBY. Dari segala lini, tak sedikitpun ada celah bagi siapa saja kader yang berada distruktur partai, untuk berseberangan dengan SBY ataupun  berposisi menantang kebijakan dan keputusan yang diambil SBY. Soalnya jabatan strategis lain dan jadi penentu di DPP Partai Demokrat yakni Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang sebelumnya sempat diisukan akan ditinggalkan Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas, ternyata masih tetap dipegang putra bungsu SBY tersebut. Ditambah lagi sejumlah keluarga SBY juga masuk di struktur partai sehingga tambah memperkuat cengkaraman SBY, diantaranya  Agus Hermanto (Adik Ipar Ibu Ani Yudhoyono)  sebagai salah satu Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, serta Hartanto Edhi Wibowo (Adik ipar SBY atau adik kandung Ibu Ani) sebagai Ketua Departemen Badan Usaha Milik Negara DPP Partai Demokrat. (***)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA