Minggu, 20 Maret 2011

Penipu Dan Menkumham ( Catatan )

Penipu Dan Menkumham

Catatan : M Alinapiah Simbolon SH

Sabtu 19 Maret 2010 Jam 11.05 WIB, (saat itu aku lagi di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar, menjaga emakku yang tengah di opname), hp ku dihubungi oleh nomor 081310057839. Orang yang menghubungi aku itu ngaku dari Depkumham.

"Halo selamat siang ! Apa benar ini dengan pak M Alinapiah Simbolon SH?" tanya orang dari yang nelpon ke hpku itu . "Benar saya sendiri orangnya," jawabku spontan.

"Saya dari Kementerian Hukum dan HAM Pak, ini ajudan Pak menteri ingin bicara dengan bapak," sambungnya.

"Halo, Pak M Alinapiah Simbolon, saya Herman ajudan Pak Menteri pak," ucap orang yang mengaku ajudan menkumham memperkenalkan diri.

Masih dalam perbincangan telpon, orang yang bernama Herman itu pun selanjutnya mengutarakan maksud dan tujuannya. Katanya aku diundang Pak Menteri Patrialis Akbar untuk main Golf bersama Pak Menteri serta sejumlah pejabat tinggi dan para pengusaha lainnya. Menurutnya, acara undangan main golf itu digelar dalam rangka penggalangan dana untuk membantu korban pelanggaran Hak Azasi Manusia (dia menyebutkan salah satu nama lapangan golf di Tangerang, tapi aku lupa namanya).

Karena aku yakin kalau itu adalah modus penipuan, aku pun langsung emosi mendengar undangan orang yang tak kukenal itu. Sebelum orang itu "mengolahku" (meskipun orang itu takkan berhasil mengolahku), dan sebelum dia selesai ngomong, langsung kutuding kalau dia itu bermaksud menipu.

"Tak usahlah banyak kali gayamu, kau kan mau nipu, aku tahu kalau kau itu penipu !" kataku padanya saat itu.

Meskipun sudah terbaca maksud dan tujuannya. Eh, ternyata dia tak mau mengalah dan tak mau kalah malu.

Diyakinkannya aku, kalau undangan itu benar dari Pak Menteri bahkan dia mengklaim kalau Pak Menteri katanya kenal denganku. Malah dia bersumpah dengan menyebut nama ALLAH, kalau kegiatan penggalangan dana itu bukan penipuan, tapi merupakan program Pak Menteri. Dia juga menyayangkan sikapku yang menyebutnya penipu.

"Sebagai seorang kolega Pak Patrialis Akbar, tak pantas bapak ngomong begitu. Saya menghubungi bapak dan tahu nama dan nomor hp bapak, itu semua dari Pak Patrialis dan saya diperintahkan untuk mengundang Bapak," ujarnya saat itu.

Mendengar itu aku jadi geli bercampur mual. Aku jadi tambah yakin kalu dia memang penipu. Tambah ketahuan bohongnya saat dia bilang aku koleganya pak Patrialis Akbar. (Dalam hati aku berkata, hebat juga yach aku ini, ternyata aku "koleganya" pak menteri wkwkwkwkwkwk. Boro-boro Pak Menteri Pak RT ajakan tak kenal samaku he he he he....)

Mendengar ucapannya, aku pun spontan merubah sikap dan merubah aksentuasi bicaraku. Aku langsung pura-pura percaya, dengan tujuan meyakinkan dia kalau aku sudah percaya dengan apa maksud dan tujuannya.

"Oke sori pak, kalau aku langsung negatif menilai bapak, soalnya sekarang banyak kali penipuan via hp dengan bermacam modus. Sori ya pak," pintaku pura-pura serius.

Setelah kuminta agar dia melanjutkan penjelasan tentang undangan main golf dimaksud, dia lalu nenerangkan bahwa setiap undangan diwajibkan bermain mimimal 2 (dua) Flag, dan dengan tariff per flag nya Rp 2,5 juta. (dalam hatiku, entah betul istilah “main 2 (dua) flag” itu atau tidak aku juga ngak ngerti, hanya dialdan orang-orang yang sering main golf yang tahu)

Lalu dia terangkan lagi kalau, aku boleh memilih untuk bermain lebih 2 (dua) flag, itu tergantung permintaan. “ Jika bapak berkenan, bapak segera memastikan kalau bapak memang ikut. Dan bapak boleh memastikannya sekarang kepada saya,” terang orang itu.

“ Kalau gitu saya pastikan saya ikut cukup hanya untuk 2 (dua) flag saja. Saya tidak mau Pak Patrialis kecewa karena saya tak ikut berpartisipasi, saya mohon petunjuk lebih lanjut,” balasku.

“Okelah kalau begitu pak, kesedian bapak ikut akan saya sampaikan kepada Pak Patrialis, dan atas nama beliau saya ucapkan terima kasih,” katanya.

“Karena bapak telah bersedia untuk ikut, maka bapak harus segera mengirimkan biaya pendaftaran melalui rekening, yaitu sebesar Rp 5 Juta untuk 2 (dua) flag. Dan secepatnya saya kirimkan nomor rekeningnya,” lanjutnya bersemangat.

“ Oke lah, segera kirim dan saya tunggu !” kataku.

“Kalau nanti sebelum uang pendaftarannya ku transfer, tolong kirim dulu bukti pembayarannya, kalau bisa pakai materei 6.000,”, supaya ada bukti pengeluaran uang. Aku ini pengusaha besar dan segala pengeluaran harus pakai bukti,” terangku dengan berlagak pengusaha.

“Slip pengiriman uang kan sudah bisa jadi bukti pembayaran pak, jadi nggak perlu lagi pakai bukti pembayaran bermaterai, dan lagian bukti pembayaran itu tak mungkin kita kirim pak,” balasnya.

“Berarti aku pun nggak mungkin ngirim uangnya ke orang yang tak jelas. Apalagi orang yang berprofesi penipu kayak kau. Yang kau pikir aku orang bodoh yang bisa kau tipu, dari awal aku sudah tahu kau penipu. Kau salah orang, dan biar kau tahu, aku juga sudah merasa berhasil menipu kau, sampai-sampai kau yakin dan terpedaya kalau aku bakal mau kau tipu, ternyata tidak…. dan pulsamu banyak habis kan…..ha ha ha ha ha…..! Memang dasar penipu……!" kataku dengan nada mencibir.

Kasihan dech lo.... Mau nipu akhirnya ketipu……… (***)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA