Kumandang
Suara Bunglon, Menjelang KLB Partai Demokrat
Oleh
: M Alinapiah Simbolon
Kongres
Luar Biasa Partai Demokrat yang digelar di Bali pada tanggal 30-31 Maret,
tinggal hitungan hari, bahkan bisa diperhitungkan tinggal hitungan jam. Sampai
sekarang belum ada kepastian siapa-siapa saja figur yang bakal menjadi calon
Ketua Umum Partai Demokrat. Kalaupun ada beberapa nama yang muncul, nama
tersebut belum bisa dipastikan sebagai kandidat.
Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai pemegang kekuasaan tertinggi Partai Demokrat,
sampai detik ini belum berbicara seputar figur yang bakal direstui sebagai
kandidat. Memang untuk agenda utama KLB yaitu pemilihan Ketua Umum Partai sudah
diwacanakan agar berlangsung secara aklamasi. Dan untuk mempermulus program
aklamasi, berbagai trik telah dilakukan oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, sebelumnya telah bermanuver mengamankan
program aklamasi untuk pemilihan Ketua Umum. SMS nya keseluruh pengurus DPD
Partai Demokrat agar mengirimkan surat pernyatan yang salah satunya menyepakati
calon yang ditetapkan majelis Tinggi.
Kepastian
pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat di KLB melalui aklamasi, akhirnya
disepakati, melalui pertemuan Majelis Tinggi Partai Demokrat dengan
Pengurus DPD Partai Demokrat se Indonesia di Cikeas pada hari Minggu
tanggal 24 Maret 2013. Dalam pertemuan itu berkumandang suara setuju pemilihan
ketua umum dilakukan secara aklamasi. Soal pemilihan ketua umum di KLB bakal
tak lagi jadi polemik, namun yang tetap menjadi polemik adalah persoalan siapa
calon yang diusung dan dapat restu Majelis Tinggi, karena perestuan atas calon
ketua oleh Majelis Tinggi, telah diwacanakan sebelumnya, dan itu untuk
mendukung lancarnya proses aklamasi pada pemilihan ketua umum.
Ada
yang menarik, dalam pertemuan antara Majelis Tinggi dengan pengurus DPD Partai
Demokrat di Cikeas, selain menyepakati cara aklamasi untuk pemilihan ketua
umum, yaitu munculnya pernyataan mendukung dua figur sebagai Calon Ketua Umum
Partai Demokrat, yaitu SBY dan Ani Yudhoyono. SBY dan Ibu Ani jadi pilihan
utama, jika SBY bersedia maka semua pengurus DPD akan memilih SBY, dan jika
tidak bersedia pengurus DPD akan mendukung Ani Yudhoyono. Dan sebelumnya
suara dukungan nama SBY dan Ibu Ani memang sudah dari sejumlah DPD dan DPC
Partai Demokrat.
Pernyataan
dukungan DPD tersebut, memang belum mendapat tanggapan dan jawaban dari SBY.
Sehingga tak ada kepastian apakah SBY setuju atau tidak dicalonkan sebagai
Ketua Umum. Sehingga seputar masalah calon masih tetap belum ada kepastian,
termasuk kepastian siapa calon yang disetujui Majelis Tinggi. Bursa calon pun
masih menggulir, baik dari internal maupun dari ekternal partai, dan masih jadi
polemik sampai ada kepastian siapa calon yang direstui oleh puncak kekuasaan di
Partai Demokrat.
Kalau
wacana dan usulan pencalonan SBY dan Ibu Ani sebagai Ketum tak hanya dari DPD
saja, bahkan berkembang dan menjadi pembicaraan. Sejumlah elit dan politisi
partai Demokrat pun ikut latah mengumandang hal yang sama. Ditengah banyaknya
cibiran yang muncul, tak sedikit juga petinggi Partai Demokrat yang menganggap
positif usulan tersebut, dan menganggap hal yang wajar jika kelak SBY
mencalonkan diri. Meskipun ada segelintir yang kurang setuju, tapi tak menunjukkan
sikap menentang, karena masih melihat situasi dan kondisi yang berkembang.
Harus
dimaklumi, jika muncul pernyataan seperti itu, karena memang demikianlah
kebanyakan gaya dan karakter para kader Partai Demokrat. Ibarat bunglon, selalu
cepat dalam merubah sikap dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Pimpinan
dan pengurus DPD dan DPC Partai Demokrat yang dari kalangan pemangku kekuasaan
di daerah, wajar terlihat sangat kentara wujud bunglonnya, karena mereka punya
kepentingan untuk mengamankan kekuasaannya, dengan bersikap mendukung SBY dan
Ani Yudhoyono jadi calon Ketua Umum di KLB PartaiDemokrat.
Maka
tak heran kumandang suara bunglon acap kali berkumandang di internal Partai
Demokrat, termasuk kumandang suara
bunglon yang mendukung SBY dan Ibu Ani sebagai Calon Ketua Umum Partai Demokrat
menjelang KLB. Dan tak pelak ketika KLB digelar, semua kader sudah menjelma
jadi bunglon, dan para bunglon akan secara serentak bergema mengumandangkan suara setuju apapun keputusan
dan kebujakan penguasa Partai Demokrat. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar