SBY
Geram Gara-Gara Bawang
Oleh
: M Alinapiah Simbolon
Mungkin
untuk kali inilah dalam sejarah perjalanan bangsa, seorang Presiden sampai
mengomentari persoalan bawang. Tingginya harga bawang, membuat
Presiden SBY sewot dan setengah mencak-mencak. Betapa tidak, hanya gara-gara
bawang ternyata bisa mencoreng wajah pemerintahan SBY. Sebab melambungnya harga
bawang (bawang putih dan bawang merah) menembus kisaran Rp 60 ribu per kg
untuk bawang merah dan kisaran Rp 80 ribu per kg untuk bawang merah,
sangat berdampak luas bagi masyarakat itu, memunculkan penilaian kalau kinerja
Pemerintahan dibawa komando SBY ternyata bobrok.
Publik
yang kebanyakan tak tahu bagaimana pemerintahan SBY mengelola perkenomian
negara, termasuk diantara mengelola tata niaga dan kebijakan harga komoditas
produksi pertanian. Namun dengan melambungnya harga bawang, akhirnya
membuat publik sedikit banyak menjadi paham dan bisa menilai kalau
perekonomian negara, tak dikendalikan dengan baik oleh pemerintah. Tanya
sebatas itu, klaim pemernitahan SBY yang katanya telah berhasil meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, juga jadi terbantah dengan terjadinya lonjakan harga
bawang.
Sejumlah
pihak tak ragu menuding kalau lonjakan harga bawang terjadi karena ketidakberesan
pemerintah. Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPI) mengakui kalau lonjakan
harga bawang yang sangat tajam baru kali ini terjadi, dan itu karena pemerintah
tidak dapat mengatur soal kebijakan pangan. Menurut APPI pemerintah kerap
memberlakukan impor bawang saat musim panen, sehingga merusak harga bawang dan
membuat petani bawang semakin lama semakin sedikit. Lalu, saat petani bawang
tinggal sedikit, pemerintah menyetop import bawang putih dan bawang merah.
Spekulan pun bermain dengan cara menimbun bawang. Alhasil harga bawang pun
langsung melejit tinggi.Itulah salah satu kesalahan fatal dari kebijakan yang
dilakukan pemerintah, padahal sejak dulu kalau tak ada kebijakan seperti itu,
suplai bawang putih dan bawang merah lokal lebih dari cukup untuk memenuhi
pasar dalam negeri.
SBY
menyadari kalau yang disalahkan terkait kenaikan harga bawang, adalah dirinya
selaku Presiden dan kepala pemerintahan. Karena imbas politiknya sangat besar
dan berpotensi menghancurkan kredibilitas pemerintahannya, membuat SBY tak bias
menutupi kegeramannya. Dua Menteri yang terkait dengan persoalan bawang pun
jadi sasaran kegeraman SBY. Dan yang membuat SBY tambah geram ketika melihat
dua menterinya yakni Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Gita
Wirjawan saling menyalahkan melalui media terkait melonjaknya harga bawang.
Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa keterlambatan persetujuan impor
terjadi lantaran lambannya rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian,
sebaliknya Kementerian Pertanian mengklaim proses rekomendasi berlangsung lama
karena banyaknya permohonan rekomendasi impor produk holtikultura dari
Kementerian Pertanian yang harus ditandatangani.
Dalam
Rapat Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Kamis 14 Maret 2013, SBY pun
menyentil dua Menteri tersebut. Dan memerintahkan kedua menteri itu duduk
bersama. “Jangan bersilat lidah di depan pers. Cari Solusi. Itu yang ingin saya
sampaikan. Saya akan ikuti terus” kata Presiden SBY.
Selanjutnya
SBY juga menegaskan, jika harga komoditas naik dan tidak sesuai dengan teori
ekonomi pemerintah jangan saling berdebat dan berbantah dengan data. Bahkan SBY
meminta jika kedua kementerian tersebut tak kunjung bisa menemukan solusi
bersama, harus segera dibawa kepadanya untuk diputuskan. “ Kalau memang saudara
tak klop, bawa ketempat saya, saya putuskan. Tapi saya yakin sebenarnya masih
bisa diatasi,” ujar SBY.
Wajar
SBY sangat khawatir, dengan tingginya kenaikan harga bawang yang terjadi
sekarang ini. Kegeraman SBY tersebut merupakan refleksi kekesalannya atas kinerja
kementerian yang terkait persoalan itu. Selainitu SBY juga tampaknya menyadari
tingginya lonjakan harga bawang karena kelemahan pemerintahannya, sehingga
sangat berbahaya jika dibiarkan berlangsung lama, karena kebutuhan bawang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Yang pasti selain beresiko dalam segala
aspek kehidupan, resiko politiknya juga sangat tinggi buat SBY jika harga
bawang tidak segera mengalami stabilisasi.
Siapa
yang menyangka bawang bisa menjadi dilemma besar buat sebuah pemerintahan, termasuk
membuat geram pimpinan tertinggi republik ini. Ini adalah fakta yang terjadi,
SBY geram gara-gara bawang. Sebenarnya, SBY juga harus menyadari
kejadian lonjakan harga bawang, tak terlepas dari kesalahan politik yang
dilakukan SBY awal pembentukan kabinet pemerintahannya, yang didominasi oleh
orang-orang koalisi partai. Jabatan menteri kabinet yang kebanyakan diisi oleh
figur-figur koalisi partai, kinerjanya ternyata jauh dari nilai
profesionalitas. Menteri Pertanian Suswono yang merupakan politisi Partai
Keadilan Sosial (PKS), terlihat tak mampu mengurusi masalah bawang, padahal itu
merupakan urusan kementerian yang dipimpinnya. Tak hanya mengurus bawang,
mengurus masalah sapi, Suswono juga tak becus dan terindikasi dikelolah secara
kongkalikong untuk kepentingan partainya ataupun oknum kerabatnya di PKS.
Terbukti urusan sapi jadi ajang permainan korupsi yang melibatkan kerabatnya di
PKS yaitu Lufthi Hasan Ishaak (Mantan Presiden PKS) dan melibatkan
spekulan. Selain itu, konsentrasi Suswono juga tak fokus di kementerian yang
dipimpinnya, karena sebagai politisi PKS, kepentingan PKS juga tak terlepas
dari urusannya
Gita
Wirjawan, yang ditunjuk SBY sebagai Menteri Perdagangan, memang punya
background sebagai pelaku ekonomi dan pengusaha sukses dibidang investasi.
Namun figur Gita Wirjawan dinilai sangat kental sebagai seorang kapitalis,
sehingga ketika mengurus persoalan perdagangan, yang lebih dominan dengan
urusan perdagangan komoditi produk pertanian yang menjadikan kebutuhan orang
banyak termasuk urusan bawang, tentu diragukan komitmennya. Malah tak salah
kalau dicurigai lebih condong membela para spekulan. Apalagi Gita
Wirjawan, saat sekarang ini tengah diwacanakan sebagai salah satu kandidat
Ketua Umum Partai Demokrat. (***)
Klik dan Baca juga Artikel ini di :
http://www.facebook.com/notes/simbolon-m-alinapiah/sby-geram-gara-gara-bawang/10151364842536864
Tidak ada komentar:
Posting Komentar