Ibas, Dilema Buat SBY dan Partai Demokrat
Oleh : M Alinapiah Simbolon
Anas
Urbaningrum setelah mundur dari Partai Demokrat memang pernah mengatakan siap
membongkar keterlibatan Ibas dalam proyek Hambalang. Tak lama setelah itu
seleberan yang diduga dokumen rekap data keuangan PT Anugrah Nusantara milik
Nazaruddin, beredar dikalangan wartawan di gedung DPR RI dua pekan lalu. Dalam
dokumen tersebut nama Ibas tercatat menerima uang sebesar 900.000 dollas AS,
yang diterima Ibas sebanyak empat kali. Lalu, Yulianis mantan Wakil Direktur
Keuangan Grup Permai, usai bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis 14
Maret 2013, mengatakan kalau Ibas pernah menerima 200.000 dolar AS dari
perusahannya (Grup Permai) saat Kongres Partai Demokrat di Bandung Tahun 2013.
Ungkapan
Anas, selebaran yang beredar, dan pengakuan Yulianis, membuka alur yang
mengarah kepada kehancuran karir politik Edhi Baskoro Yudhoyono, Kalau itu alur
itu ditelusuri, bukan tak mungkin nasib Ibas akan sama dengan nasib sejumlah elit
Partai Demokrat lainnya yang terseret jadi pesakitan kasus korupsi, yang
dimuasali oleh celotehan. Angelina Sondakh, Andi Malaranggeng, dan Anas
Urbaningrum terah menjadi contoh barang dari celotehan moncong M Nazaruddin.
Meski
secara tak tegas, KPK pun tampaknya membuka diri untuk menelusuri keterlibatan
Ibas, sebagaimana dikatakan Juru Bicara KPK Johan Budi, beberapa jam setelah
pernyataan dari moncong Yulianis. Johan Budi mempersilakan jika memang ada
informasi terkait tentang itu untuk dilaporkan kepada KPK, dan KPK siap
memvalidasi atas informasi tersebut.
Memang
bukan pekerjaan gampang mengungkapkan keterlibatan Ibas dalam proyek Hambalang.
Pengakuan Anas, selebaran dan ungkapan Yulianis, mungkin hanya sekedar pintu
masuk, yang masih perlu ekstra keras untuk menelusurinya. KPK bisa menyeret
Ibas tentu harus berdasarkan pembuktian hukum. Namun, bukan tak mungkin KPK tak
bisa mengungkapnya. Faktanya, celotehan Nazaruddin, bisa ditelusuri KPK, malah
kemudian berhasil menyeret sejumlah nama kondang politisi Partai Demokrat.
Kalaupun
Ibas bisa terjerat, mungkin proses waktu yang jadi penentunya. Namun saat ini,
publik telah tahu bahwa Ibas terindikasi terlibat. Jangan menyalahkan media
yang jor-joran mempublikasikan indikasi keterlibatan Ibas. Dan jangan salahkan
penilaian publik yang terkesan prematur (mendahului putusan pengadilan), telah
memvonis Ibas terlibat kasus Hambalang. Karena itu juga telah dialami Angelina
Sondakh, Andi Malaranggeng dan Anas Urbaningrum, sebelum ditetapkan sebagai
tersangka oleh KPK. Jadi seorang Ibas harus siap mental lebih awal divonis
terlibat korupsi oleh publik, dan siap jika karir politik hancur, sebelum
dipastikan hancur oleh jeratan hukum. Dan
satu hal lagi, publik sudah tak peduli dengan bantahan Ibas, maupun bantahan para
politisi penjilat Partai Demokrat yang pro Ibas.
Posisi
Ibas saat sekarang ini sama dengan posisi Anas ketika diisukan terlibat kasus
Hambalang dan saat itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Isu dan wacana keterlibatan Anas saat itu, akhirnya bermuara kepada pelucutan
kekuasaannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat oleh SBY, dengan alasan
penyelamatan Partai Demokrat. Nah, untuk Ibas yang sekarang masih menjabat
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, tentu isu dan wacana yang
mengindikasikannya terlibat dalam kasus hambalang, dipastikan menghancurkan
elektabilitas Partai Demokrat.
Meski
belum ada hasil survey yang menilai elektabilitas Partai Demokrat, pasca isu
keteribatan Ibas dalam proyek Hambalang, namun posisi Ibas sebagai anak kandung
Pendiri, Ketua Dewan Pembina dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Demokrat,
dan juga anak seorang presiden, jauh lebih berpotensi menghancurkan
elektabilitas Partai Demokrat, ketimbang posisi Anas saat itu.
Lalu
bagaimana sikap SBY terkait isu yang mendera putra bungsunya itu ? Dipastikan
SBY tak akan memperlakukan anak kandungnya sama seperti Anas. Apalagi waktu dan
situasinya yang berbeda, sebab saat ini segala komponen dan kekuatan di Partai
Demokrat termasuk SBY tengah konsen menghadapi KLB Partai Demokrat. Dan SBY pun
tampaknya sedang mengatur strategi agar orang yang dipercayanya bisa menjadi
Ketua Umum pada KLB yang akan digelar 30 Maret mendatang. Namun demikian Ibas
saat ini menjadi dilema buat SBY dan Partai Demokrat. Ibarat makan buah Simalakama.
(***)
Klik dan Baca juga Artikel ini di :
http://www.facebook.com/notes/simbolon-m-alinapiah/ibas-dilema-buat-sby-dan-partai-demokrat/10151366144571864
Tidak ada komentar:
Posting Komentar