Jokowi
Effect, Lebih Dahsyat dari Megawati Effect
Oleh
: M Alinapiah Simbolon
Sebanyak empat lembaga survei, diantaranya Aliansi Pemuda
Bersatu (API), Pol Tracking Institute, Pusat Dara Bersatu (PDP) dan Public
Research and Consulting, telah melakukan survei Calon
Presiden (Capres), dan secara berturut-turut telah menominasikan
Jokowi sebagai Calon Presiden (Capres) paling unggul. Lalu hanya satu lembaga survei yaitu
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan Jokowi sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) teratas (itupun karena LSI memang
sengaja tak memposisikan Jokowi untuk disurvei sebagai Capres).
Hasil survei-suvei tersebut,
sebagai bukti nyata bahwa figur Jokowi yang dikenal
luas sebagai sosok pro rakyat telah menjadi parameter penilaian tentang sosok
pemimpin yang ideal dan didambakan oleh rakyat banyak. Tak hanya itu Jokowi Effect (pengaruh sosok Jokowi) juga telah berhasil berpeneltrasi serta
sangat efektif merasuki pikiran dan sanubari rakyat,
sehingga kebanyakan rakyat mengidolakan Jokowi dan mengidamkan Jokowi jadi
pemimpin nasional..
Kembali
nama Jokowi dienduskan dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional
(LSN). Meskipun survei yang dilakukan LSN
bukan survei Capres, tapi khusus survei elektabilitas partai politik (survey yang
sama telah dilakukan juga oleh LSN), namun hasil survei yang dirilis, Minggu 24
Maret 2013, namun nama Jokowi menjadi primadona, dan itu terkait keberhasilan
PDIP berhasil menjadi yang teratas sebagai partai politik yang berelektabilitas
tertinggi dengan raihan suara 20,5 persen, diikuti Partai Golkar (19,2 persen), Partai Gerindra
(11,9 persen), Partai Hanura (6,2 persen), Partai Nasdem (5,3 persen), PKS (4,6
persen), Partai Demokrat (4,3 persen), PAN (4,1 persen), PKB (4,1 persen), PPP
(3,4 persen), PBB (0,4 persen) dan PKPI (0,2 persen). Untuk survei LSN kali PDIP berhasil menyalip Partai Golkar
, sebab dalam survei LSN sebelumnya, PDIP berada diurutan kedua dibawah Partai
Golkar.
Direktur
Eksekutif Lingkaran Survei Nasional (LSN) Umar S Bakry, saat mengumumkan hasil
survey di Hotel Atlit Century Senayan Jakarta, menguakkan adanya
peran Jokowi Effect atas unggulnya PDIP sebagai partai politik yang
berlektabilitas tinggi. Menurut Umar S Bakry, disamping karena PDIP dipersepsikan
publik sebagai partai yang konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat kecil, faktor lain yang membuat elektabilitas PDIP naik adalah
faktor sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Ditegaskannya bahwa
hasil survey menunjukkan adanya”Jokowi
Effect” untuk PDIP. Jadi tak bisa ditampik pengaruh
sosok Jokowi yang merupakan kader PDIP,
saat sekarang ini sangat besar pengaruhnya memberikan citra positif buat PDIP.
Malah keberpihakan PDIP sebagai partai yang dipersepsikan konsisten
memperjuangkan kepentingan rakyat kecil, juga tak terlepas dari
kiprah Jokowi yang dikenal benar-benar sebagai pemimpin yang pro
rakyat.
Jokowi
memang sebagai kader PDIP, dan diusung PDIP saat mencalonkan sebagai Gubernur
DKI Jakarta (termasuk sebelumnya saat menjadi Walikota Solo). Tingginya kepercayaan rakyat terhadap Jokowi secara
otomatis juga berpengaruh positif meningkatkan citra PDIP. Kondisi ini adalah
fakta, maka elit PDIP, termasuk mother founding PDIP yaitu Megawati
Sukarnoputri, selayaknya sadar bahwa di internal PDIP telah lahir sosok penting
yang bernama Joko Widodo, dan sosoknya terbukti punya pengaruh kuat membesarkan
nama PDIP serta punya magnet menggaet kepercayaan rakyat di republik ini. Elit
PDIP dan Mega, juga harus menyadari, survei LSN menjadi bukti terkini, bahwa pengaruh
sosok Jokowi (Jokowi Effect) berhasil membuat PDIP terdongkrak
elektabilitasnya. Muara penilainnya, sosok Jokowi sangat berpeluang besar
menjadi presiden, jika memang diusung sebagai Capres pada Pilpres 2014
mendatang.
Aneh
rasanya, jika sejumlah survei jelas-jelas telah meposisikan Jokowi sebagai
Capres terunggul. Fakta juga telah berbicara bahwa Jokowi adalah calon pemimpin
yang banyak dukungan. Namun PDIP, Megawati dan para elitnya sedikitpun tak
berkeinginan mengusung Jokowi menjadi Capres 2014. Malahan ketika adanya desakan
agar PDIP mengusung Jokowi sebagai Capres, tak satupun elit PDIP, termasuk
Megawati memberikan respon. Justru yang tercetus dari moncong petinggi PDIP
penyataan bahwa Jokowi belum saatnya nyapres.
Saat
sekarang ini wacana pengusungan Megawati sebagai Capres oleh PDIP terus
berkembang, dan gelagatnya memang Megawatilah yang akan diusung PDIP.
Lalu, jika pada saatnya nanti Megawati
yang dipastikan diusung PDIP, jelas peluang Megawati untuk terpilih sebagai
presiden, jauh dari harapan dan tak sebesar peluang Jokowi jika misalnya Jokowi
yang diusung PDIP. Selain punya pengalaman dua kali kalah di Pilpres sebelumnya,
Megawati juga tak punya pengaruh sedahsyat Jokowi.
Meskipun
Megawati sebagai pendiri dan pimpinan PDIP, tapi saat sekarang ini pengaruh
sosok Megawati tak sehebat dan tak sedahsyat pengaruh sosok Jokowi baik
terhadap rakyat maupun untuk kebesaran PDIP. Megawati Effect terbukti tak bisa menandingi Jokowi Effect, dan survei telah membuktikan. Apalagi rakyat sudah
tahu kapasitas Megawati, karena rakyat sudah pernah dipimpin oleh presiden yang
bernama Megawati Sukarnoputra, dan saat jadi presiden (menggantikan Gus dur),
terbukti tak ada perubahaan yang terjadi di republik ini.
Memang
acara pencapresan setelah acara Pemilu Legislatif, dan masih ada waktu buat
Megawati dan para elit serta petinggi PDIP untuk berpikir ulang dan mengkaji
ulang untuk tetap mencalonkan Megawati Sukarnoputri sebagai Capres pada Pilpres
2014 Kalau ingin PDIP besar seharusnya Megawati legowo dan tak memikirkan
ambisi pribadinya. Dan para elit dan petinggi PDIP juga tak terus-terusan
berada diketiak Megawati. Namun demikian jika toh Megawati juga yang
tetap diusung, maka PDIP harus bersiap menerima konsekswensi apapun yang
terjadi. Sebab untuk menang jauh dari kemungkinan , dan kalah di pilpres sudah
pasti, Mungkin konsekwensinya tak hanya sekedar itu saja. Kemungkinan PDIP
anjlok popularitasnya bisa menjadi sebuah fakta. Dan kemungkinan Jokowi jadi
Capres dari partai lain juga tak tertutup kemungkinannya.
Yang
perlu dicamkan dan direnungkan oleh elit PDIP, terkhusus Megawati, bahwa untuk kondisi
saat ini Jokowi Effet (pengaruh sosok
Jokowi) terbukti sangat efektif membesarkan PDIP ketimbang mengandalkan figur Megawati.
Yang pasti Jokowi Effect jauh lebih
dahsyat dari Megawati Effect. Dan kalau Megawati tak merasa buta, maka
seharusnya Megawati menyadari begitu besarnya harapan rakyat Indonesia terhadap
Jokowi untuk memimpin negara ini. Megawati seharusnya malu ketika dia bersama
Jokowi dalam sejumlah acara, terakhir di kampanye calon PDIP di Pilgub Sumut di
Medan, sosok Jokowi lah yang paling dielukan warga, dan Megawati saat itu
tampak terabaikan. Itupun kalau Megawati sadar dan bisa menyadari ! (***)
Klik dan Baca juga Artikel ini di :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar