Dua
Jabatan Ketua Dilepas
SBY Tetap Penguasa Partai Demokrat
SBY Tetap Penguasa Partai Demokrat
Oleh
: M Alinapiah Simbolon
Pada struktur
kepengurusan baru Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono tidak lagi memegang
empat jabatan ketua. Kini SBY hanya memegang dua jabatan ketua yakni Ketua
Majelis Tinggi Partai Demokrat dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai
Demokrat. Sementara jabatan Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan
telah dilepas SBY. Ketua Dewan Pembina dipegang oleh EE mangindaan, dan Ketua
Dewan Kehormatan diduduki oleh Amir Syamsuddin.
Tak bisa disangkal
pelepasan dua jabatan ketua tersebut merupakan konsekwensi dari banyaknya
sorotan terhadap SBY yang dianggap terlampau berkuasa di Partai Demokrat pasca
KLB Bali, karena memegang empat jabatan ketua sekaligus. Kendati demikian,
pengurangan jabatan ketua dari ggenggaman SBY tak sedikit pun mengurangi
besarnya kekuasaan SBY sejak KLB Bali.
Dianalisa dari model
struktur kepengurusan Partai Demokrat yang baru disusun oleh SBY selaku
formatur tunggal, jelas kekuasaan yang paling berperan dan menjadi penentu di
Partai Demokrat adalah Majelis Tinggi dan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat,
yang keduanya masih di ketuai oleh SBY. Sementara Dewan Pembina Pertimbangan
yang sekarang di ketuai oleh EE Mangindaan dan Dewan Pertimbangan yang di
ketuai oleh Amir Syamsuddin, adalah dua struktur di Kepengurusan Partai
Demokrat, yang sebelumnya juga tak punya pengaruh sebagai penentu di Partai
Demokrat.
Harus diingat, di
struktur kepengurusan Partai Demokrat sebelum KLB Bali, SBY memegang tiga jabatan
Ketua yakni Ketua Majelis Tinggi, Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Dewan
Pembina. Lalu ketika terjadi upaya penyelamatan partai dengan pengambilalihan
wewenang Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP karena turunnya elektabilitas
partai akibat indikasi keterlibatan Anas dalam Kasus Korupsi Proyek Hambalang,
yang melakukan pengambilalihan adalah SBY atas nama Majelis Tinggi Partai
Demokrat, dan bukan SBY sebagai Ketua Dewan
Pembina ataupun Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat. Dan memang kedua
lembaga tersebut secara fungsional tak punya kekuatan organizing dan hanya bersifat lembaga konsultatif alias tukang beri
saran dan nasehat, dan selama ini terkesan hanya sekedar perlambang.
Jadi kalau pun di
struktur kepengurusan Partai Demokrat yang baru jabatan Ketua Dewan Pembina dan
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat tidak lagi dijabat SBY, tak mengurangi
besarnya kewenangan dan kekuasaan SBY di Partai Demokrat, karena jabatan Ketua
Majelis Tinggi yang tetap di pegang SBY, ditambah jabatan Ketua Umum DPP Partai
Demokrat juga dipegang SBY pasca KLB Bali. Dan kedua struktur inilah yang
berperan dan menjadi penentu di Partai Demokrat.
Kalau kembali
dilihat struktur kepengurusan Partai Demokrat yang baru, tampak secara hirarkis
Majelis Pertimbangan yang di ketuai oleh SBY, merupakan lembaga tertinggi di
struktuk partai besutan SBY tersebut. Malah yang lebih menasbihkan lagi kalau
Majelis Tinggi adalah lembaga terhebat di struktur Partai Demokrat, adalah
masuknya nama Ketua Dewan Pembina EE Mangindaan sebagai anggota Majelis Tinggi.
Disematkannya
jabatan ketua Dewan Pembina kepada EE Mangindaan dan Ketua Dewan Kehormatan
kepada Amir Syamsuddin, secara politis memang dikondisikan demikian, karena
kedua kader Demokrat tersebut, merupakan bawahan langsung SBY di Kabinet Pemerintahan
yang dipimpin SBY, dan mereka jadi bawahan SBY. Jadi tak ada sedikitpun
kemungkinan kedua orang ketua yang menggantikan SBY di Dewan Pembina dan Dewan
Kehormatan Partai Demokrat, untuk bertindak melebihi atau mengimbangi kekuasaan
SBY di Partai Demokrat.
Kesimpulannya SBY
tetap penguasa di Partai Demokrat jabatan Ketua Dewan Pembina dan jabatan Ketua
Dewan Kehormatan, sengaja dilepas dari tangan SBY, hanya untuk mengelemenir
tudingan miring terhadap SBY. Dari segala lini, tak sedikitpun ada celah bagi
siapa saja kader yang berada distruktur
partai, untuk berseberangan dengan SBY ataupun berposisi menantang kebijakan dan keputusan
yang diambil SBY. Soalnya jabatan strategis lain dan jadi penentu di DPP Partai
Demokrat yakni Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang sebelumnya sempat
diisukan akan ditinggalkan Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas, ternyata masih tetap
dipegang putra bungsu SBY tersebut. Ditambah lagi sejumlah keluarga SBY juga
masuk di struktur partai sehingga tambah memperkuat cengkaraman SBY, diantaranya
Agus Hermanto (Adik Ipar Ibu Ani
Yudhoyono) sebagai salah satu Wakil
Ketua Umum DPP Partai Demokrat, serta Hartanto Edhi Wibowo (Adik ipar SBY atau
adik kandung Ibu Ani) sebagai Ketua Departemen Badan Usaha Milik Negara DPP
Partai Demokrat. (***)
Klik dan Baca juga
Artikel ini di :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar