Makna
Sepenggal Kalimat
Ucapan Terima Kasih Anas Buat SBY
Oleh
: M Alinapiah Simbolon
“ Terima kasih kepada
Pak SBY, mudah-mudahan pristiwa ini mempunyai arti dan makna, dan menjadi hadiah
tahun Baru 2014” Itulah sepotong kalimat yang
dilontarkan Anas Urbaningrum, usai resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
Memang ucapan serupa
ditujukan Anas kepada Ketua KPK Abraham Samad yang telah menandatangi surat
penahanannya, dan juga kepada penyidik KPK Endang Tarsah dan Bambang Sukoco,
serta kepada penyelidik KPK dipimpin Heru Mulyanto. Namun bagi penulis, ucapan
terima kasih Anas yang ditujukan kepada SBY sangat menarik dicermati. Tersirat multi
makna dan maksud dari sepenggal kalimat yang ditujukan kepada SBY tersebut. Dan
itu juga ditegaskan Anas dalam kalimat yang dilontarkannya tersebut “… Mudah-mudahan pristiwa ini mempunyai arti
dan makna,….”
Memang sejak dirinya
tergusur dari Partai Demokrat, kerap kalimat yang dilontarkan Anas punya arti
dan makna serta tersirat maksud khusus yang memicu berbagai penafsiran. Dan
ucapan terima kasih Anas kepada SBU, menurut penulis mensyiratkan sejumlah
makna dan maksud-maksud khusus. Pertama sebagai ungkapan kekesalan, kegeraman
dan kebencian Anas kepada SBY. Juga sebagai bentuk ungkapan penilaian sekaligus
sindiran dari Anas bahwa SBY dipastikan sangat senang atas penahanannya. Dan
selanjutnya bermakna sebagai sinyal peringatan dan ancaman bagi SBY, bahwa
penahanannya tidak akan membuat Anas berdiam diri.
SBY belum bersikap dan
kemungkinan tak akan bersikap atas ucapan terima kasih yang dilontarkan Anas
terhadapnya. Seorang SBY tentu bisa membaca makna sepenggal kalimat ucapan
terima kasih yang dilontarkan Anas tersebut. SBY .
Yang pasti SBY tentu menyadari
kekesalan Anas terhadap dirinya, karena Anas selama ini memang tetap bertahan
kepada asumsinya, bahwa SBY berperan menjadikannya sebagai tersangka. Persoalan
sprindik yang bocor sampai pidato SBY dari Jeddah menjadi argument kuat bagi
Anas untuk menuding SBY sebagai aktor di belakang penetapannya sebagai
tersangka oleh KPK. Dan kekesalan, kegeraman dan kebenciannya terhadap SBY sebenarnya
telah direfleksikannya dengan serangan beruntun yang diarahkan kepada SBY dan
Partai Demokrat. Dan asumsi Anas tersebut juga berlaku untuk penetapan penahanannya.
Lalu kalau ada makna
dari ungkapan Anas tersebut yang mensyiratkan bahwa SBY dipastikan merasa
senang dengan penahanannya, juga tak bisa dipungkiri sebagai sebuah kenyataan. Apapun
ceritanya SBY tentu sangat senang Anas telah ditahan oleh KPK, meskipun rasa
senang SBY takkan diperlihatkannya ke hadapan publik. Pasca keluar dari Partai
yang pernah dikomandoinya itu, Anas selalu eksis melakukan serangan terhadap
SBY dan Partai Demokrat. Anas acapkali mengeluarkan celotehan-celotehan bernada
sumbang yang di arahkannya kepada SBY dan Partai Demokrat baik langsung dari
mulutnya maupun via twitter.
Celotehannya harus diakui
dan memang terlihat sangat berdampak signifikan menambah keterpurukan Partai
Demokrat. Acapkalai SBY dan politisi Partai Demokrat senewen dan geram dibuat
celotehan Anas. Kicauan alias twit-twit Anas via twitter pun selalu membuat hiruk
pikuk dan saling silang pendapat. SBY dan setiap tingkah laku dan kebijakannya
baik selaku Presiden dan Ketua Umum Partai Demokrat, kerap jadi sasaran kicauan
Anas. Masih segar dalam ingatan kita ketika Anas pernah mengecilkan dan
mendiskreditkan SBY karena menyarankan SBY maju menjadi cawapres di Pilpres
mendatang. Saran Anas via twit-twit nya itu sempat membengkak menjadi polemik
hangat.
Soal merasa senang atas
penahanan Anas, tak bisa dipungkiri dan memang sangat wajar jika SBY merasa
sangat senang. Penahanan pimpinan Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) itu
dapat dikatakan sebagai anugrah bagi SBY. Setidaknya SBY merasa lega karena
dipastikan Anas tidak akan bisa dengan bebas mengeluarkan celotehannya,
Twit-twitnya dipastikan tak terlansir lagi. dan gema celotehan Anas takkan
kerap lagi terdengar. Dipastikan setelah ditahan KPK, waktu dan tempat Anas
untuk mengeluarkan dan melontarkan celotehan sudah sangat terbatas. Paling peluang
Anas untuk berceloteh adalah saat persidangan ataupun celotehannya dititip via
pengacaranya untuk digemakan di luar.
Lalu kalau penulis katakan
sepenggal kalimat yang dilontarkan Anas kepada SBY itu dimaknai sebagai sinyal
peringatan dan ancaman buat SBY dan partai Demokrat, tampaknya kemungkinan
memang akan jadi kenyataan. Memang setelah ditahan Anas tak bebas lagi
berbicara, tapi paling tidak seperti
sudah disebutkan penulis, Anas akan merealisasikan peringatan dan ancamannya
itu menggunakan mulut pengacaranya. Peringatan dan ancaman seperti itu
sebelumnya sudah pernah dilontarkan Anas tak lama setelah Anas secara resmi
mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat sebagai imbas ditetapkannya dia
sebagai tersangka Kasus Korupsi Proyek Hambalang. Saat itu Anas juga menyampaikan
kalimat yang bermakna peringatan dan ancaman terhadap SBY dan Partai Demokrat yaitu
akan membuka halaman berikutnya yang ditanggapi sebagai pembongkaran borok Partai
Demokrat.
Nah, tampaknya sebagai
bentuk peringatan dan ancaman, ucapan terima kasih Anas kepada SBY agak berbeda
dengan janji Anas tempo hari untuk membuka halaman berikutnya. Kalau saat itu
Anas belum dalam posisi terjepit sehingga janjinya untuk membuka halaman
berikutnya belum terlaksana. Namun dalam
posisi saat ini yaitu sebagai tahanan, tentu Anas akan berupaya mewujudkan
janjinya untuk membuka halaman berikutnya. Istilahnya sudah kepalang tanggung,
apalagi Anas diperkirakan sulit untuk melepaskan diri dari jerat hukum, sehingga
Anas akan bersikap bahwa tak perlu lagi ada yang ditutupi. Toh, Anas sudah
resmi jadi tahanan dan vonis bersalah dengan status sebagai koruptor sudah di
depan mata.
Ucapan terima kasihnya
kepada SBY, sangat bermakna. Kalimat “…
Mudah-mudahan pristiwa ini mempunyai arti dan makna,….” sangat jelas
mensyiratkan peringatan dan ancaman. Warning pun sudah dicetuskan Anas. Melalui
pengacaranya sehari setelah ditahan, Anas langsung menyatakan siap bekerjasama
dengan KPK untuk membongkar dugaan keterlibatan pihak lain dalam kasus Korupsi
Proyek Hambalang, khusunya keterlibatan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhi
Baskoro Yudhoyono yang juga merupakan putra kandung SBY.
Klik dan Baca juga di :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar