Aroma
Rekayasa Memenangkan
Pramono Edhi di Ajang Konvensi
Oleh
: M Alinapiah Simbolon
Objektifitas dan
independensi tampaknya bakal terkesampingkan dan tak menjadi penilaian utama untuk
menentukan siapa yang menjadi pemenang Konvensi Capres Partai Demokrat. Soalnya
adanya rekayasa yang dilakukan melalui trik politik dan cipta kondisi untuk memenangkan calon
tertentu tanda-tandanya sudah mulai terbaca dan terlihat. Itulah yang menjadi
asumsi penulis setelah melihat dinamika politik terkait penyelenggaraan
Konvensi Capres Partai Demokrat.
Ada hal yang menarik
bagi penulis, sehingga berani mengatakan ada rekayasa yang sedang berjalan dan terprogram untuk
memenangkan calon tertentu. Bahkan penulis berani mengatakan calon akan
dimenangkan dengan dengan cara rekayasa, tak lain dan tak bukan adalah Pramono
Edhi Wibowo, yang juga adik ipar pemimpin tertinggi Partai Demokrat Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY).
Penulis dan mungkin
juga banyak kalangan bias mencium adanya aroma rekayasa untuk memenangkan
mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut. Aroma berbau rekayasa tersebut
tercium setelah terlontarnya pernyataan Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut
Sitompul di Sekretariat Panitia Konvensi Capres Partai Demokrat (Rabu 8 Januari
2014) yang menyatakan bahwa Partai Demokrat telah melakukan survei internal
terkait elektabilitas 11 peserta konvensi. Hasil survei internal menempatkan
Dahlan Iskan meduduki posisi pertama dan Pramono Edhi di posisi kedua.
Di satu sisi, survei
internal yang kata Ruhut telah dilakukan Partai Demokrat, patut dicurigai
sebagai survei fiktif. Sebab tak ada penjelasan tetang presentase serta
informasi terkait sistem dan metode survei. Apalagi hasil survei yang di
umumkan melalui pernyataan Ruhut hanya dua nama saja, dari 11 peserta konvensi,
yaitu Dahlan Iskan di posisi pertama dan Pramono Edhi menempati posisi kedua.
Sementara ada 9 nama lain tak tahu di urutan keberapa posisinya dari hasil survei
yang diumumkan Ruhut. Dan menambah kecurigaan, Ruhut yang mengumumkan hasil
survei itu, juga bukan di posisi netral dalam hal Konvensi Capres Partai
Demokrat, karena dia adalah tim sukses Jenderal Purnawirawan tersebut.
Di sisi lain, hasil survei
internal Partai Demokrat yang menempatkan
nama Pramono Edhi Wibowo berada di posisi kedua sangat pantas dicurgai sebagai
sebuah setingan untuk memuluskan rekayasa memenangkan Pramono Edhi di ajang
konvesi. Kalau nama Dahlan Iskan berada di posisi pertama, mungkin oke-oke
saja, dan mungkin masih bisa diterima logika, dan publik bisa menerima meskipun
tanpa ada ada survei, sebab sejak konvensi dimulai nama Dahlan Iskan memang yang mencuat
dan punya elektabilitas dibandingkan 11 peserta lain. Tapi hasil survei versi
Partai Demokrat yang menempatkan nama Pramono Edhi berada di posisi dua, menuai
kecurigaan dan ini juga membuat survei dinilai sebagai survei rekayasa. Soalnya
masih ada nama lain yang dinilai juga yang dianggap lebih bisa diterima publik
jika berada diposisi kedua setelah Dahlan. Terbukti hasil survei elektabilitas
peserta Konvensi Capres Partai Demokrat yang dilakukan Cirus Surveyor Group
(CSG), nama Pramono Edhi diurutan ke enam (1,4 persen) setelah Dahlan Iskan
(24,7 persen), Marzuki Alie (3,3 persen), Gita Wiryawan (2,1 persen), Ali Maskur Musa (2,1 persen), Anies Baswedan
(1,6 persen).
Lalu ada kesan kesengajaan
mengumumkan dua nama di posisi satu dan dua hasil survei fiktif itu menjelang
kegiatan puncak konvensi, Menempatkan nama Pramono Edhi diposisi kedua dibawah
Dahlan Iskan juga terlihat sebagai sebuah trik politik dengan tujuan agar tidak
kentara sebagai rekayasa, dan untuk menghindari tudingan miring, karena Pramono
Edi adalah adik ipar SBY. Terkesan ada
pertimbangan memposisikan Pramono Edhi dibawah Dahlan Iskan, karena Dahlan
Iskan faktanya memang lebih dikenal dan lebih merakyat serta lebih bisa
diterima oleh publik ketimbang sosok Pramono Edi. Lalu ada juga kesan kalau
Pramono Edhi hanya untuk sementara
ditempatkan di posisi kedua hasil survei rekayasa, sembari menunggu momen yang
tepat untuk membuat trik politik selanjutnya, karena masih ada waktu sampai
tahapan akhir konvensi.
Yang paling menarik
hasil survei internal yang menempatkan nama Dahlan Iskan dan Pramono Edhi di
posisi satu dan dua tersebut, dimumkan Ruhut sehari setelah adanya surat permintaan
resmi dari Jaringan Advokasi Publik (JAP) kepada Panitia Konvensi agar
menganulir Dahlan Iskan sebagai peserta konvensi. Untuk diketahui JAP memang pernah
melaporkan Dahlan Iskan ke Mabes Polri bulan oktober 2013 lalu, terkait kasus
dugaan korupsi penyelahgunaan uang negara sebesar 37,6 Triliun di PT PLN untuk
tahun anggaram 2009-2010, saat Dahlan Iskan menjabat Dirut PT PLN.
Nah, disinilah rekayasa
itu lebih terbaca dan terlihat, Soalnya menurut penulis, ada kesan kesengajaan diumumkannya
dua nama yakni Dahlan Iskan dan Pramono Edhi sebagai unggulan sementara hasil
survei internal Partai Demokrat, sebelum proses akhir konvensi dan sehari
setelah adanya surat dari Jaringan Advokasi Publik kepada Panitia Konvensi agar
Dahlan Iskan dianulir dari sebagai peserta Konvensi. Pengumuman hasil survei
internal fiktif yang di sampaikan Ruhut, sehari selesat masuknya surat
permintaan JAP, tak bisa juga dikatakan sebagai sebuah ketepatan. Mencermati
hal itu, penulis pun jadi tergerak mengadopsi asumsi orang-orang PKS ketika
menyikapi kasus korupsi Kuota Daging Sapi Impor yang melibatkan mantan Presiden
PKS Lufthi Hasan Ishak yaitu adanya Konspirasi.
Dengan munculnya kasus
korupsi yang melibatkan Dahlan Iskan dan adanya permintaan agar Dahlan Iskan
dianulir dari peserta konvensi, sangat mungkin dijadikan komoditas rekayasa
selanjutnya untuk menempatkan Pramono Edhi menjadi berada di posisi pertama
sebagai peserta konvensi yang berelektabilitas tertinggi menyalip Dahlan Iskan.
Dengan kata lain kasus korupsi yang mengkaitkan nama Dahlan Iskan, akan
dijadikan bahan rekayasa yang bisa dianggap logis untuk menurunkan
elektabilitasnya secara drastis.
Jika demikian, maka bukan
tidak mungkin akan keluar lagi survei internal Partai Demokrat fiktif berikutnya yang menempatkan Pramono Edhi di
posisi pertama sebagai peserta konvensi yang berelektabilitas tertinggi. Masih
ada waktu yang lebih dari cukup untuk membuat survei fiktif yang demikian,
sebelum berakhirnya konvensi. Kalaupun kelak tidak ada survei internal fiktif lanjutan,
tapi hasil survei fiktif sebelumnya kemungkinan akan diarahkan jadi pertimbangan
untuk memenangkan Pramono Edhi di ajang konvensi, dengan arahan agar
dipertimbangkan juga soal kasus korupsi yang dikaitkan dengan Dahlan Iskan.
Perlu dicamkan bahwa tak
ada jaminan kalau tahapan akhir penilaian di konvensi tak bisa di intervensi
oleh Partai Demokrat ataupun SBY. Dan tak ada jaminan, kalaupun penentuan akhirnya pemenang konvensi ditentukan
berdasarkan hasil survei eksternal Pramono Edhi tak bisa dimenangkan, sebab tak
ada yang bisa menjamin survei ekternal itu akan steril dari intervensi.
Nampaknya bukan di luar
rencana dan di luar kesengajaan, jika sebelum ikut konvensi, Pramono Edhi lebih
dulu dimasukkan jadi kader Partai Demokrat dan diberikan posisi istimewa sebagai
anggota Dewan Pertimbangan. Yang pasti kalau ditanya jujur, SBY dan kader
Partai Demokrat dipastikan takkan rela Capres yang diusung Partai Demokrat pada
Pilpres 2014 mendatang jadi jatah orang di luar Partai Demokrat. Namanya juga konvensi Capres PARTAI DEMOKRAT
!
Klik dan baca juga di :
Best Online Slots Apps UK | 2021 Best Casino & Slot Machines
BalasHapusTop 10 casino games that you 인천광역 출장안마 can play 군포 출장샵 at a UK casino. We 진주 출장샵 have top-ranked casino games from the top-tier, the world's biggest 아산 출장샵 slots. 포천 출장샵 Get to know the