Ejekan Anas Menyengat Partai Demokrat
Oleh : M Alinapiah Simbolon
Pasca
tergusur dari pucuk pumpinan dan dari
Partai Demokrat, Anas Urbaningrum tak berhenti menyerang Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat. Anas tahu betul memilih isu yang dijadikan
senjata untuk menyerang SBY dan partai
yang pernah dipimpinnya tersebut. Dan
serangan Anas dengan senjata isu yang digelontorkannya selalu efektif membuat
para politisi Partai Demokrat merasa tersengat.
Untuk
kali ini isu yang dilontarkan Anas menyerang SBY dan Partai Demokrat, termasuk
isu ringan dan bahkan bisa dibilang isu yang tak berkualitas. Namun kesan yang
ditangkap isu tersebut secara eksplisit memang bertujuan menyindir, atau sangat
tepat juga disebut mengejek dengan target merendahkan serta mempermalukan SBY
dan Partai Demokrat.
Adapun
isu yang digelontorkan sebagai bahan ejekannya adalah mengusulkan agar SBY selaku
Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat untuk maju kembali dalam
Pilpres 2014 sebagai calon wakil presiden., karena
dianggapnya sebagai langkah penyelamatan Partai Demokrat dari keterpurukan,
sebab 11 figur bakal capres yang ikut konvensi capres Partai Demokrat tak bisa
diharapkan menaikkan elektabilitas Partai Demokrat.
SBY
kata Anas adalah kartu truf untuk
menyelamatkan Partai Demokrat SBY, maka disarankannya sebaiknya SBY jadi cawapres, karena sesuai aturan SBY tak
bisa lagi maju sebagai capres. Kalau SBY mau ikhlas, menurut Anas bakal banyak
capres yang tertarik. Dikatakan Anas lagi,
SBY tak perlu takut dituduh kemaruk jabatan, dan SBY tak perlu merasa rendah
jika maju menjadi cawapres. Menurut Anas bukan pilihan buruk jika SBY turun pangkat menjadi cawapres, sama halnya
saat SBY mau jadi Ketua Umum Partai Demokrat dari jabatan sebagai ketua Majelis
Tinggi Partai Demokrat.
Menguatkan
alasanya mengusulkan SBY maju jadi cawapres, via twitter Anas pun mencontohkan ketika
sejumlah politisi Partai Demokrat menyerang Gede Pasek Suardika karena menyarankan
SBY jadi Ketua Umum pasca pengunduran diri Anas., yang kemudian usulan Gede akhirnya
itu diterima SBY, dan SBY pun mau turun pangkat menjadi ketua umum. Dalam
Tweetnya Anas pun mengutip dan mengulangi perkataan Sutan Bathoegana yang menyerang
Gede Pasek Suardika ketika mengusulkan SBY jadi Ketua umum. “Apa
kata dunia jika SBY menjadi Ketum ?” Anas juga mengutip dan mengulangi
pernyataan Ruhut Sitompul yang mengatakan “Usulan tersebut hanya akal-akalan kubu
Anas., Ruhut yakin bahwa SBY tak mau”.
Juga menurut Anas saat itu sejumlah senior Partai Demokrat juga tak setuju dan
ragu SBY mau jadi Ketua umum lantaran dianggap turun kelas.
Masih
dalam konteks mengejek, dalam tweetnya Anas juga menduetkan SBY dengan tokoh-tokoh yang hendak
maju atau diproyeksikan sebagai capres. “
Kalau Pak SBY mau jadi cawapres, ARB
akan senang melamarnya, ARB-SBY akan kuat” - “Pak Hatta Rajasa juga bisa jadi
pasangan HR-SBY, mungkin ada sedikit kritik karena besan, tapi tak ada soal
serius” - “PKB bisa melamar, misalnya Mahfud-SBY, pasangan yang menjanjikan,
dan cukup ideal” - “ Jika PKB ajukan JK sebagai capres bisa lahirkan pasangan JK-SBY,
Sangat oke, Gantian saja, dulu SBY-JK sekarang JK-SBY, kuat!” - “Jika PDIP
ajukan Jokowi, Pasangan Jokowi-SBY akan menjadi pasangan bintang-bintang,
Pasangan bersejarah” - “Jika Ibu Mega tetap maju, mungkin saja pasangan
Mega-SBY akan menjadi pencair kebekuan politik 10 tahun ini” - “Jika nanti
Hanura dan Demokrat berkoalisi, bisa saja ada pasangan Wiranto-SBY, seperti
reuni Cilangkap, kompak!”- “Jika bersepakat Gerindra dan Demokrat bisa
melahirkan pasangan Prabowo-SBY, pasangan kawan lama yang selama ini
berhubungan baik”.......
Kalau
dinilai, dengan usulan mencawapreskan SBY yang lontarkan Anas ini jelas sebuah ejekan
yang sengaja dikemas Anas dalam bentuk
usulan, dan alasannya pun sengaja dicari-cari
agar tampak diterima logika. Anas pun
sengaja memposisikan diri supaya tampak elegan serta seolah-olah merasa
terpanggil memberikan solusi atas keterpurukan Partai Demokrat yagn pernah
dipimpinnya. Ejekan cantik dan terkesan dibuat masuk akal sehingga memicu
reaksi.
Sejatinya
ejekan Anas hanyalah isu murahan, tapi nadanya cukup menyengat dan membuat
sakit telinga pihak-pihak yang merasa
diserang dalam hal ini pihak SBY dan Partai Demokrat. Sengatan ejekan Anas tampak efektif karena pertahanan
Partai demokrat dalam kondisi sangat labil, akibat partai dalam kondisi
terpuruk karena rendahnya elektabilitas. Harus diakui serangan Anas kali
ini cukup telak menghantam kubu
pertahanan Partai Demokrat dan menyengat para politisi Partai Demokrat.
Terbukti para politisi Partai Demokrat pun begitu terkejut dan merasa tersengat mendengar ejekan Anas.
Reaksinya pun terlihat spontan, lalu berusaha menepis serangan Anas tersebut.
Efektivitas
serangan terhadap SBY dan Partai Demokrat dengan senjata ejekan, karena Anas melontarkan
ejekannya pada momen yang tepat,
sehingga tepat mengenai sasarannya. Sampai-sampai para petinggi di kedinastian Partai Demokrat merasa
terkejut dan merasa tersengat mendengar nada ejekan Anas. Sejumlah politisi dan
petinggi partai penguasa tersebut langsung reaktif dengan berusaha meredam serangan yang
dilontarkan Anas Urbaningrum. Ada yang
bilang SBY tak kemaruk jabatan, ada
yang ngomong mustahil SBY maju jadi
cawapres, ada yang mengatakan statemen
Anas ngeri-negeri sedap dan lucu-lucu
ngeri, dan ada juga yang merasa tersinggung
dan menganggap usulan Anas sengaja menjatuhkan harga diri SBY serta adapula
yang meminta Anas fokus saja pada persoalan hukum yang dihadapinya.
Sengatan
ejekan Anas tak hanya dirasakan kubu Partai Demokrat, tapi juga dirasakan
partai yang dikenal kawan kompak alias sekutu kental Partai Demokrat., yakni
Partai Amanat Nasional. Via Wakil Ketua Umumnya Dradjat Wibowo, PAN ikut
nimbrung membela SBY dan Partai Demokrat dengan mengatakan Anas jangan kebalasan
dalam bercanda. PAN menilai Anas sudah mencampuri urusan Partai lain, karena
Anas menduetkan SBY sebagai wacapres dengan sejumlah nama termasuk dengan Ketua
Umum PAN Hatta Rajasa. Partai Gerindra juga demikian, Fadli Zon, Wakil Ketua
Umum partai bentukan Prabowo Subianto tersebut,
menilai SBY tak usah menjadi
cawapres. Menurutnya tak ada keinginan SBY jadi cawapres, karena hal itu sudah
terkonfirmasi dengan gelaran konvensi capres Partai Demokrat.
Ada
juga partai yang merasakan getaran ejekan Anas tersebut, dan menunjukan kesan
senang mendengarnya, malah ikut memanfaatkan ejekan Anas tersebut dengan ikut
nimbrung mengejek, meskipun secara halus. Terkesan mendukung usulan Anas, Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo
menyambut baik jika SBY mau maju sebagai cawapres , dan katanya hal itu akan
mengubah konstelasi politik nasional.
Sama seperti Anas, Bambang juga merasa yakin ada banyak partai yang akan
tertarik membesut SBY sebagai calon wakil presidennya, salah satu diantaranya kata Bambang adalah
Partai Golkar. Duet ARB-SBY kata Bambang akan dipercaya sebagai pasangan
tangguh di Pilpres 2014, karena tak hanya menguntungkan Golkar tapi juga akan
mendongkrak eletabilitas Partai Demokrat.
Dari
non partisan terutama pengamat politik
juga tak ketinggalan mengomentari ejekan Anas. Indera Samigo pengamat politik
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai usulan Anas itu merupakan sindiran halus, dan Anas ingin
melihat reaksi SBY dan petinggi-petinggi Partai Demokrat. Lalu pengamat politik Charta Politika Indonesia
Yunarto Widjaya, menganggap usulan Anas sebagi ide yang menarik. Dari segi substansi menurut Yunarto
menarik apa yang dilemparkan Anas , tapi secara psikologis dan bagaimana posisi
Anas dalam konteks pro kontra itu merupakan sindiran halus
Ternyata
harus diakui Anas merupakan politisi kawakan. Anas begitu piawai membuat SBY
dan Partai Demokrat tersengat oleh serangannya. Dan serangannya juga sangat
efektif karena Anas tahu melihat kondisi dan situasi saat melontarkan
seranganya. Isu dan wacana yang dilontarkan begitu variatif, Bahkan isu murahan dapat dikemasnya menjadi ejekan,
lalu dijadikannya sebagai senjata efektif menyerang SBY dan Partai Demokrat..
Sebagai tukang serang Anas juga mampu memposiskan diri seolah tampak elegan dan
tak menunjukkan gaya frontal. Yang jelas serangan Anas tak ditampaik membuat SBY galau
dan, malah terbukti telah mampu membuat SBY geram dan marah.
Sayangnya
Anas yang sekarang ini bukanlah sosok yang bersih. Dia telah terlabel sebagai seorang politikus yang terindikasi kuat terlibat
sebagai pelaku korupsi dalam kasus korupsi Proyek Hambalang, dan penjara pun
sedang menanti kedatangannya. Yang pasti ditengah banyak yang tak simpati
dengan sosok Anas yang sudah tercemar, tak
dipungkiri pula banyak yang senang dan
bertepuk tangan ketika Anas menyerang SBY dan Partai Demokrat, sebab yang
diserang juga adalah pihak yang sudah kehilangan
simpati dari orang banyak.
Baca juga di sini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar