Ketika
“Kutu Loncat” Disambut dengan Gaya Khas “Penjilat”
Oleh
: M Alinapiah Simbolon
Sangat menarik,
menyikapi bergabungnya Hary Tanoesoedibyo ke Partai Hanura setelah dia keluar
dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Menarik, karena menyangkut sosok Hary
Tanoe. Harus diakui Hary Tanoe punya modal dan kekuatan besar yang
mensupportnya untuk berkecimpung di ranah politik praktis, yaitu kapasitasnya
sebagai pengusaha dan pemilik media terbesar di negara ini.
Meskipun baru
berkecimpung di politik praktis, pengaruh sosok Hary Tanoe sudah terbukti
berhasil membesarkan partai politik yang dimasukinya. Ketika Hary Tanoe bergabung
di Partai Nasional Demokrat, partai yang mengusung Gerakan Perubahan itu, cepat
besar dan pesat perkembangannya. Dan
yang membuat partai Nasdem menjadi satu-satunya partai politik baru yang mampu lolos
sebagai parpol yang ikut pemilu, salah satunya karena peran besar dari Hary
Tanoe selaku Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem saat itu. Seluruh media yang
dimiliki Hary dengan bendera MNC Grup yaitu RCTI, Global TV, MNC TV, serta
media online dan media cetaknya, all out mempublikasikan Partai Nasdem,
sehingga dalam tenggang waktu yang tak lama,
nama partai Nasdem, menggema dan terkenal ke penjuru nusantara. Tak hanya itu
Hary Tanoe juga dikabarkan bukan orang yang pelit mengorbankan materinya untuk
membesarkan partai nasdem.
Sebagai seorang pengusaha,
Hary Tanoe yang masih terbilang muda dari segi usia (47 tahun), termasuk salah
satu pengusaha sukses, terbukti dia masuk dalam jajaran 40 orang terkaya di
Indonesia. Sebagai politisi, Hary Tanoe juga bisa terbilang sukses, meski baru
seumur jagung, berkiprah di kancah politik praktis, yaitu sejak masuk Partai Nasdem
pada tanggal 9 Oktober 2011, debutnya sebagai politisi partai langsung meroket.
Tentu hal itu, karena didukung oleh kapasitasnya sebagai pengusaha sukses dan pemilik
media terbesar, sehingga publikasi tentang dirinya dan pembesaran namanya
sebagai politisi sangat efektif.
Kehebatan dan nilai
plus sosok Hary Tanoe, juga terbuktikan pasca pengunduran dirinya dari Partai
Nasdem, langsung sejumlah partai besar, membuka pintu lebar-lebar. Tawaran dan
ajakan untuk bergabung oleh sejumlah partai tersebut, tentunya atas dasar
pertimbangan kelebihan Hary Tanoe sebagai pemilik media terbesar, ditambah lagi
dia dinilai sebagai figur yang masih bersih di dunia perpolitikan nasional.
Terlepas semua nilai
plus yang ada pada sosok Hary, tak bisa dipungkiri kalau bergabungnya Hary ke
Partai Hanura, mau tak mau membuat dirinya termasuk dalam kategori politisi “kutu loncat”. Namun, tak selamanya politisi “kutu
loncat” dicap negatif. Pastinya Hary
Tanoe bukan politisi “kutu loncat”
yang membawa kerugian, tapi berpotensi besar membawa keberuntungan. bahkan sebagai
politisi “kutu loncat”, loncatannya
sangat cepat. Bayangkan saja, tak sampai hitungan sebulan, tepatnya pada
tanggal 17 Februari 2013, dia langsung berlabuh di Partai Hanura.
Bos Partai Hanura
Wiranto, pun dengan sigap menyambut kehadiran Hary Tanoe, dengan gaya khas laksana
“penjilat” Kedatangan Hary Tanoe ke
Kantor DPP Partai Hanura untuk bergabung secara resmi ke Partai Hanura,
disambut oleh Ketua Umum Partai Hanura Jenderal TNI (Purn) Wiranto, seperti
menyambut kedatangan rombongan kaisar atau raja. Hary disambut dengan barongsai dan hamparan karpet merah. Setelah
resmi bergabung, Wiranto langsung menempatkan Hary Tanoe diposisi yang
terhormat yaitu sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura (Biasanya
jabatan Dewan Pertimbangan di sebuah partai secara struktural lebih tinggi dari
Dewan Pimpinan atau Pengurus Pusat, karena berhak memberikan pertimbangan
kepada Dewan Pimpinan atau Pengurus Pusat). Hebatnya, Hary Tanoe langsung dilantik
sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura, sehari setelah resmi bergabung.
Dan jabatan Dewan Pertimbangan memang sengaja dibuat khusus untuk mengakomodir
seorang Hary Tanoe,
Jabatan yang diberikan
kepada Hary Tanoe tersebut juga diberikan kewenangan istimewa dan strategis, dengan
tugas yang sangat strategis pula. Secara struktural Dewan Pertimbangan yang
diketuai Hary Tanoe, berwenang memberikan pertimbangan strategis kepada Dewan Pempinan
Pusat yang dipimpin Wairanto. Tak hanya itu, untuk memakzulkan dan memaklumkan publik
bahwa jabatan itu sangat tepat untuk Hary Tanoe, Wiranto pun tak merasa risih
menegaskan bahwa Ketua Dewan Pertimbangan tak harus dijabat oleh orang yang
lebih tua darinya. Orang muda pun menurut Wiranto bisa menjadi Ketua Dewan
Pertimbangan, jika memang berkualitas.
Tak hanya itu,
bergabungnya Hary Tanoe ke Partai Hanura, seolah membuat pensiunan Jenderal
Bintang empat itu tanpa malu mengakui partai yang dipimpinnya kekurangan darah
alias tak bergairah, sehingga kehadiran Hary Tanoe dikatakan mantan Panglima TNI
itu, membawa darah segar bagi Partai Hanura. Jelas menjadi darah segar, sebab
Hary Tanoe punya kekuatan publikasi dan finansial untuk membuat partai Hanura
besar, dan itu tak dimiliki Partai
Hanura selama ini.
Menguntungkan, sudah
pasti. Sebab bergabungnya Hary Tanoe, sangat menguntungkan bagi Wiranto dan Partai
Hanura, karena Hary Tanoe berbeda dengan politisi kutu loncat yang lain,
meskipun masuk katergori politisi “kutu
loncat”, tapi Hary Tanoe adalah politisi
“kutu loncat” yang datang meloncat dengan
membawa modal dan berpotensi memberikan keberuntungan. Wiranto pun merasa tak
rugi dan tak sungkan ketika bergaya khas laksana “penjilat”, saat menyambut kehadiran politisi “kutu loncat” Hary Tanoe bergabung
di partai besutannya tersebut.
Yang jelas Wiranto dan
Partai Hanura seperti mendapat durian runtuh. Publikasi prodeo alias gratis
sudah pasti didapatkan Partai Hanura. Partai Hanura, wajah Wiranto dan Hary
Tanoe akan jor-joran mengiklan di sejumlah televisi milik Hary Tanoe. Apalagi
Hary Tanoe, sudah komit akan menggunakan seluruh jaringan media yang
dimilikinya sebagai strategi pemenangan Partai Hanura pada pemilu 2014, serta
akan mengerahkan segala upaya agar Partai
Hanura dapat besar dan dikenal rakyat. Bahkan Hary Tanoe juga menyatakan
akan menyokong finansial Caleg Partai Hanura. Selamat buat Partai Hanura yang terpilih jadi
landasan politik bagi landingnya loncatan Politisi “kutu loncat” bernama Hary Tanoesoedibyo ! (***)
Klik dan Baca
Artkel ini di :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar