Wakil
Rakyat Kota Siantar Yang Doyan Pelesiran
Oleh
: M Alinapiah Simbolon
kantor DPRD Kota Pematangsiantar (foto : medan.tribunnews.com) |
Selama 4 tahun lebih,
rasanya tak ada hal yang luar biasa yang diperlihatkan anggota DPRD
Pematangsiantar, terkait fungsi dan tugasnya sebagai wakil rakyat. Kinerja anggota
DPRD Siantar periode 2009-2014, dalam memperjuangkan kepentingan
rakyat, terasa dan dirasakan sangat minim. Legislator kota Siantar justru
terlihat memposisikan diri sebagai mitra dan pendukung kebijakan pemerintah. Lalu kesan yang ditangkap selama ini, para wakil
rakyat yang terhormat justru memanfaatkan persoalan rakyat menjadi bergaining
politik, untuk kepentingan pribadi.
Bahkan acapkali hal-hal yang kontradiksi dengan kepentingan rakyat,
dipertontonkan para wakil rakyat yang terhormat tersebut.
Salah satu hal yang
bertentangan dengan kepentingan dan perasaan rakyat, adalah kegiatan studi
banding yang dilakukan oleh wakil rakyat kota Siantar. Studi banding menjadi
kegiatan rutinitas dilakukan DPRD Siantar setiap tahun anggaran. Ironisnya, menjelang tamatnya masa tugasnya,
anggota DPRD Siantar masih tetap melakukan studi banding. Padahal hal itu
sangat tak pantas dan sangat tak tepat dilakukan para anggota legislatif yang masa tugasnya hanya
tinggal hitungan bulan. Itulah yang dilakukan anggota Dewan Siantar saat ini,
mereka tengah melakukan studi banding ke Kota Bandung Jawa barat, yang biayanya
sekitar Rp 285 juta ditanggung negara yang nota bene uang rakyat. Anggota DPRD
Kota Pematang Siantar yang berjumlah 30 orang, tak peduli dan tetap melakukan studi banding
tersebut meskipun dianggap sangat tak pantas dan tak tepat momennya.
Legislator Kota Siantar
juga seakan tak peduli bahwa studi banding itu telah melukai perasaan rakyat. Mereka
begitu semangat berangkat studi banding ke Bandung, bahkan saking semangatnya
tak satupun yang tak ikut berangkat studi banding, meskipun dituding sebagai
tindakan menghamburkan uang negara.
Kalau ditanya apa
manfaatnya ? Sudah dapat dipastikan tak
ada manfaatnya untuk kepentingan masyarakat dan untuk kepentingan pembangunan, karena
masa kerja mereka sebagai anggota DPRD hanya tinggal hitungan bulan, maka apa
yang didapat dapat dari studi banding tak bisa dimanfaatkan. Kalaupun ada
hasilnya, maka hasil dari studi banding
tersebut, bakal tak bisa untuk diaplikasikan menjadi program dan kebijakan di
sisa masa bakhti tugas mereka.
Lalu jika hasilnya
hanya sekedar jadi masukan buat Pemerintah Kota Pematangsiantar, rasanya studi
banding tersebut sangat tak pantas
dilakukan. Artinya studi banding yang sekarang ini, sama saja dengan studi
banding-studi banding yang dilakukan sebelumnya, yang hasilnya hanya sekedar
laporan dan masukan yang tak pernah ada implementasinya. Kalau hanya sekedar
demikian maka sangat tepat kalau dikatakan sebagai tindakan menghamburkan uang
negara, serta sangat wajar kalau studi banding yang mereka ikuti disebut sebagai
kegiatan plesiran anggota DPRD Siantar.
Selain itu sejumlah
studi banding yang pernah dilakukan anggota DPRD Siantar, terkesan memang diadakan
hanya untuk kepentingan pribadi anggota DPRD Siantar. Tujuannya
hanya untuk medapat uang perjalanan dinas dari kegiatan studi banding dimaksud,
sekaligus sebagai ajang plesiran. Soalnya pernah studi banding yang sebenarnya
tak layak dilakukan, karena agendanya tak punya nilai substansial. Salah
satunya yaitu studi banding anggota DPRD Siantar ke Batam pada bulan September
2010, yang agendanya untuk mempelajari cara penanggulangan sampah di Batam. Jelas studi banding dengan agenda seperti
itu bukan hal yang penting, sebab kalau hanya untuk mengetahui cara
penanggulangan sampah, kota Siantar sudah berpengalaman dan pernah berhasil
menanggulangi persoalan sampah, karena sudah beberapa kali meraih pernghargaan
Adipura di pemerintahan sebelumnya.
Memang kalau melihat
dari sejumlah studi banding yang sudah dilakukan
anggota DPRD Siantar, seharusnya kegiatan studi banding di semester akhir
menjelang usainya masa bakhti anggota DPRD Siantar, tak perlu dan sangat tak
pantas dilakukan anggota DPRD Siantar. Sebab kegiatan studi banding kali ini
akan sama saja dengan studi banding-studi banding terdahulu. Selain tak ada
manfaat dan hasilnya hanya sekedar jadi laporan dan masukan kepada pemerintah
kota, anggota DPRD Siantar juga tak mampu membuat terobosan dengan cara membuat
Peraturan Daerah Inisiatit untuk mengaplikasikan hasil yang didapat dari studi
banding yang pernah dilakukan. Terbukti selama 4 tahun lebih masa tugas DPRD
siantar, tak satupun Perda Inisiatif yang dilahirkan DPRD, padahal setiap tahun
dua kali anggota DPRD melakukan studi banding, namun hasilnya semata hanya
untuk dilaporkan kepada pemerintah.
Ironisnya para
legislator kota Siantar seolah tak peduli meskipun menyadari bakal tak ada
manfaatnya. Tanpa rasa malu mereka tetap mengagendakan dan melaksanakan studi
banding. Mereka tampaknya sudah kehilangan urat malu meskipun mereka dicap sebagai
anggota DPRD yang doyan plesiran.
Selain sebagai ajang
untuk menyalurkan hobbi mereka yang doyan plesirean, orientasi untuk meraup uang dan mencari keuntungan dibalik kegiatan
studi banding begitu terasa. Mereka terlihat bergairah dan semangat untuk kegiatan
yang bernama studi banding, karena jelas ditanggung biayanya dan jelas ada uang
sakunya, dan ada alasan untuk mencari dana tambahan terselubung dari pejabat
SKPD. Sementara gairah dan semangat yang demikian tak mereka tunjukkan untuk
kegiatan urusan rakyat lainnya, terutama urusan rakyat yang tak berpeluang
menghasilkan uang masuk. Bahkan pernah terjadi, ada anggota DPRD yang
hanya mengambil uang perjalanan dinas
untuk studi banding, tapi kenyataannya tak ikut berangkat
Jadi hal yang wajar
kalau studi banding yang dilakukan oleh seluruh anggota dewan Siantar kali ini
membuat geram banyak kalangan. Tak ayal, penilaian negatif dan kecaman pun mengarah kepada ke 30 legislator tersebut.
Studi banding yang dilakukan seluruh
legislator kota Siantar sekarang ini, menggambarkan bahwa tingkah laku anggota
dewan Siantar tak mencerminkan keberpihakan kepada kepentingan rakyat, tapi
memperlihatkan bahwa mereka adalah legislator yang doyan plesiran sembari
menghabiskan uang rakyat. Dan menjadi hal yang wajar pula jika diantara
sebagian besar dari mereka yang masih maju sebagai calon legislatife, dianggap sangat
tak pantas untuk dipilih lagi.
Klik dan baca juga di :
Masih jaman main di situs judi dengan promo bonus tinggi tapi pas main kalah terus.. ??
BalasHapusBonus Rollingan 0,5% Setiap senin
Bonus Referal 20% Seumur hidup
Ayo gabung di CROWNQQ
WHATSAPP : +6287771354805
LINE : CS CROWNQQ
TELEGRAM : +855882357563
Deposit VIA PULSA TELKOMSEL 24 JAM
LINK :
maincrownqq,com
maincrownqq,net
maincrownqq,org
maincrownqq,info
http://202.95.10.205
#CrownqqResmi #crownqq #crownqqAgenBandarq #Bandarq #BandarqOnline #AgenDominoqq #DominoqqOnline