Senin, 18 Februari 2013

Ketika “Kutu Loncat” Disambut dengan Gaya Khas “Penjilat”



Ketika “Kutu Loncat”  Disambut dengan Gaya Khas “Penjilat”

Oleh : M Alinapiah Simbolon


Sangat menarik, menyikapi bergabungnya Hary Tanoesoedibyo ke Partai Hanura setelah dia keluar dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Menarik, karena menyangkut sosok Hary Tanoe. Harus diakui Hary Tanoe punya modal dan kekuatan besar yang mensupportnya untuk berkecimpung di ranah politik praktis, yaitu kapasitasnya sebagai pengusaha dan pemilik media terbesar di negara ini. 

Meskipun baru berkecimpung di politik praktis, pengaruh sosok Hary Tanoe sudah terbukti berhasil membesarkan partai politik yang dimasukinya. Ketika Hary Tanoe bergabung di Partai Nasional Demokrat, partai yang mengusung Gerakan Perubahan itu, cepat besar dan pesat  perkembangannya. Dan yang membuat partai Nasdem menjadi satu-satunya partai politik baru yang mampu lolos sebagai parpol yang ikut pemilu, salah satunya karena peran besar dari Hary Tanoe selaku Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem saat itu. Seluruh media yang dimiliki Hary dengan bendera MNC Grup yaitu RCTI, Global TV, MNC TV, serta media online dan media cetaknya, all out mempublikasikan Partai Nasdem, sehingga dalam tenggang  waktu yang tak lama, nama partai Nasdem, menggema dan terkenal ke penjuru nusantara. Tak hanya itu Hary Tanoe juga dikabarkan bukan orang yang pelit mengorbankan materinya untuk membesarkan partai nasdem.

Sebagai seorang pengusaha, Hary Tanoe yang masih terbilang muda dari segi usia (47 tahun), termasuk salah satu pengusaha sukses, terbukti dia masuk dalam jajaran 40 orang terkaya di Indonesia. Sebagai politisi, Hary Tanoe juga bisa terbilang sukses, meski baru seumur jagung, berkiprah di kancah politik praktis, yaitu sejak masuk Partai Nasdem pada tanggal 9 Oktober 2011, debutnya sebagai politisi partai langsung meroket. Tentu hal itu, karena didukung oleh kapasitasnya sebagai pengusaha sukses dan pemilik media terbesar, sehingga publikasi tentang dirinya dan pembesaran namanya sebagai politisi sangat efektif.

Kehebatan dan nilai plus sosok Hary Tanoe, juga terbuktikan pasca pengunduran dirinya dari Partai Nasdem, langsung sejumlah partai besar, membuka pintu lebar-lebar. Tawaran dan ajakan untuk bergabung oleh sejumlah partai tersebut, tentunya atas dasar pertimbangan kelebihan Hary Tanoe sebagai pemilik media terbesar, ditambah lagi dia dinilai sebagai figur yang masih bersih di dunia perpolitikan nasional.

Terlepas semua nilai plus yang ada pada sosok Hary, tak bisa dipungkiri kalau bergabungnya Hary ke Partai Hanura, mau tak mau membuat dirinya termasuk dalam kategori politisi “kutu loncat”. Namun, tak selamanya  politisi “kutu loncat” dicap negatif.  Pastinya Hary Tanoe bukan politisi “kutu loncat” yang membawa kerugian, tapi berpotensi besar membawa keberuntungan. bahkan sebagai politisi “kutu loncat”, loncatannya sangat cepat. Bayangkan saja, tak sampai hitungan sebulan, tepatnya pada tanggal 17 Februari 2013, dia langsung berlabuh di Partai Hanura.

Bos Partai Hanura Wiranto, pun dengan sigap menyambut kehadiran Hary Tanoe, dengan gaya khas laksana “penjilat” Kedatangan Hary Tanoe ke Kantor DPP Partai Hanura untuk bergabung secara resmi ke Partai Hanura, disambut oleh Ketua Umum Partai Hanura Jenderal TNI (Purn) Wiranto, seperti menyambut kedatangan rombongan kaisar atau raja. Hary disambut  dengan barongsai dan hamparan karpet merah. Setelah resmi bergabung, Wiranto langsung menempatkan Hary Tanoe diposisi yang terhormat yaitu sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura (Biasanya jabatan Dewan Pertimbangan di sebuah partai secara struktural lebih tinggi dari Dewan Pimpinan atau Pengurus Pusat, karena berhak memberikan pertimbangan kepada Dewan Pimpinan atau Pengurus Pusat). Hebatnya, Hary Tanoe langsung dilantik sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura, sehari setelah resmi bergabung. Dan jabatan Dewan Pertimbangan memang sengaja dibuat khusus untuk mengakomodir seorang Hary Tanoe,

Jabatan yang diberikan kepada Hary Tanoe tersebut juga diberikan kewenangan istimewa dan strategis, dengan tugas yang sangat strategis pula. Secara struktural Dewan Pertimbangan yang diketuai Hary Tanoe, berwenang memberikan  pertimbangan strategis kepada Dewan Pempinan Pusat yang dipimpin Wairanto. Tak hanya itu, untuk memakzulkan dan memaklumkan publik bahwa jabatan itu sangat tepat untuk Hary Tanoe, Wiranto pun tak merasa risih menegaskan bahwa Ketua Dewan Pertimbangan tak harus dijabat oleh orang yang lebih tua darinya. Orang muda pun menurut Wiranto bisa menjadi Ketua Dewan Pertimbangan, jika memang berkualitas.

Tak hanya itu, bergabungnya Hary Tanoe ke Partai Hanura, seolah membuat pensiunan Jenderal Bintang empat itu tanpa malu mengakui partai yang dipimpinnya kekurangan darah alias tak bergairah, sehingga kehadiran Hary Tanoe dikatakan mantan Panglima TNI itu, membawa darah segar bagi Partai Hanura. Jelas menjadi darah segar, sebab Hary Tanoe punya kekuatan publikasi dan finansial untuk membuat partai Hanura besar, dan itu  tak dimiliki Partai Hanura selama ini.
Menguntungkan, sudah pasti. Sebab bergabungnya Hary Tanoe, sangat menguntungkan bagi Wiranto dan Partai Hanura, karena Hary Tanoe berbeda dengan politisi kutu loncat yang lain, meskipun masuk katergori politisi “kutu loncat”, tapi Hary Tanoe  adalah politisi “kutu loncat” yang datang meloncat dengan membawa modal dan berpotensi memberikan keberuntungan. Wiranto pun merasa tak rugi dan tak sungkan ketika bergaya khas laksana “penjilat”, saat menyambut kehadiran politisi “kutu loncat”  Hary Tanoe bergabung di partai besutannya tersebut.

Yang jelas Wiranto dan Partai Hanura seperti mendapat durian runtuh. Publikasi prodeo alias gratis sudah pasti didapatkan Partai Hanura. Partai Hanura, wajah Wiranto dan Hary Tanoe akan jor-joran mengiklan di sejumlah televisi milik Hary Tanoe. Apalagi Hary Tanoe, sudah komit akan menggunakan seluruh jaringan media yang dimilikinya sebagai strategi pemenangan Partai Hanura pada pemilu 2014, serta akan mengerahkan segala upaya agar Partai  Hanura dapat besar dan dikenal rakyat. Bahkan Hary Tanoe juga menyatakan akan menyokong finansial Caleg Partai Hanura.  Selamat buat Partai Hanura yang terpilih jadi landasan politik bagi landingnya loncatan Politisi “kutu loncat” bernama Hary Tanoesoedibyo !  (***)
Klik dan Baca Artkel ini di :
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA