Senin, 25 Juli 2011

Melihat Pemerintahan Hulman Saat Ini....Bobrok dan Berpotensi Korup ( Tulisan )

Melihat Pemerintahan Hulman Saat Ini

Bobrok dan Berpotensi Korup

Oleh : M Alinapiah Simbolon SH

Jika mengikuti dan memantau jalannya pemerintahan sejak jabatan Walikota Pematangsiantar dipegang Hulman Sitorus, rasanya sulit muncul sikap optimis dalam diri kita, bahwa kota Siantar akan mengalami grafik kemajuan yang signifikan. Malah kemajuan secara evolusi (lambat) juga akan mustahil terjadi. Jalan ditempat sudah pasti, bahkan mundur kebelakang alias lebih parah dari pemerintahan sebelumnya, juga sangat memungkinkan.Ini bukan analisa yang dilatarbelakangi suka atau tidak suka, tapi memang gambaran realita dari kondisi yang ada saat ini.

Sebagian besar rakyat Siantar sudah menyaksikan perjalanan dua periode pemerintahan sebelumnya, baik mulai dari start hingga endingnya. Rakyat Siantar juga sudah merasakan akibat negatif dari bobroknya pemerintahan dibawah kendali para pendahulu Hulman Sitorus. Malah ketidakbecusan pemerintahan dan kepemimpinan para pendahulu Hulman, belakangan dibuktikan oleh hukum secara sah dan meyakinkan, dimana akhirnya ditandai dengan keterlibatan para pendahulu Hulman sebagai pelaku tindak pidana korupsi. sehingga pasca berkuasa, para pendahulu Hulman, harus nginap gratis plus merasakan pengapnya suasana bilik penjara dengan status narapidana korupsi.

Itulah realita yang telah dilihat dan disaksikan masyarakat Siantar, sehingga apa yang telah dilihat dan dirasakan itu, sudah pasti dijadikan bahan pembanding untuk berikutnya melihat dan menilai kepemimpinan Hulman Sitorus selaku penguasa yang sedang memegang mandat menjalankan pemerintahan saat ini.

Jelas kalau untuk penilaian terkini (sampai ini hari), kepemimpinan Hulman di durasi menuju satu tahun awal kepemimpinannya, jauh lebih buruk kalau dibandingkan dengan kepemimpinan para pendahulunya dalam durasi waktu yang sama. Diawal tahun pertama masa pemerintahan terdahulu tak terjadi perpecahan antar Walikota dan Wakilnya. Dimasa Walikota Drs Marim Purba dan Wakilnya Kurnia Saragih masih terlihat kompak selama dua tahun jalannya pemerintahan. Walikota RE Siahaan dan Wakilnya Imal Raya Harahap justru terlihat tak berkonflik sampai akhir kekuasan pemerintahan mereka.

Namun, sudah menjadi rahasia umum kalau diawal tahun jalannya pemerintahan Hulman Sitorus sekarang ini, sudah tertanam benih ketidakkompakan antara Hulman dan wakilnya Koni Ismail Siregar. Betapa tidak, sebagai Wakil Walikota, Koni tampak tak diberdayakan oleh Hulman. Malah dalam berbagai hal (terutama terkait kebijakan), Hulman justru lebih memberikan kepercayaan dan kompetensi yang lebih kepada orang luar pemerintahan yang diberi gelar staf khusus yaitu Eliakim Simanjuntak, ketimbang Koni Ismail Siregar yang berjabatan resmi sebagai wakil walikota, dan merupakan wakil resmi Hulman Sitorus. Ini merupakan bagian dari kebobrokan sistem pemerintahan yang diterapkan Hulman Sitorus.

Bentuk kebobrokan awal pemerintahan Hulman Sitorus yang lainnya. terlihat dari sikap arogan yang diperlihatkan Hulman yang sejatinya tak pantas dilakukan oleh seorang yang bergelar Walikota. Ngomongnya yang sering ngelantur dan lari dari konteks akibat kebanyakan cakap, acapkali membias dan menimbulkan persoalan dan polemik. Antipatinya terhadap pers dan aksi unjuk rasa, terkesan memposisikan Hulman, sebagai sosok pemimpin yang anti kritik dan tak mengakui sebuah kebebasan demokrasi.

Selain sejumlah persoalan yang timbul dari performance kepemimpinan Hulman Sitorus, bobrok pemerintahan semakin parah dari persoalan lain yang mencuat ke publik. Eliakim yang terlihat sangat berperan terkait kebijakan pemerintahan, membuat sistem pemerintahan dibawah kendali Hulman, semakin kacau dan lari dari koridor mekanisme pemerintahan yang baik.

Sosok partikelir yang dinobatkan Hulman sebagai Staf khususnya, sehingga memiliki kesaktian yang sangat tinggi, dinilai telah menciptakan peluang tidak kondusifnya roda pemerintah. Eliakim ditenggarai memiliki peran strategis dalam hal mengangkat dan mencopot pejabat di lingkungan Pemko Siantar. Konon kabarnya distribusi proyek pun menjadi kompetensinya. Tidak hanya itu, berbagai tindakan melanggar aturan dan merusak pemerintahan juga dilakukan oleh orang-orang sekeliling Hulman dan Eliakim , bukti nyatanya adalah pembangunan kios di lahan milik Rumah Sakit Umum dr Djasamen Saragih tanpa ada izin baik dari pihak rumah sakit maupun instansi terkait yang dilakukan oleh orang-orang dekat Hulman dan Eliakim.

Sangkin saktinya seorang Eliakim, membuat para pejabat juga terlihat tunduk dengan titahnya, sebab titah Eliakim sudah dianggap sebagai perwujudan dari titah Walikota Hulman Sitorus. Malah sudah jadi wacana umum juga, kalau Eliakim sangat berperan mengamankan berbagai pihak yang sebelumnya cukup kritis menyoroti kebijakan dan sikap konyol Hulman.

Kondisi ini tentunya sangat rentan dan membahayakan kelangsungan pemerintahan Hulman Sitorus yang masih cukup panjang. Dan yang paling mengkhawatirkan, kondisi ini sangat berpotensi membuat terulangnya lagi praktek korupsi, seperti yang terjadi dipemerintahan sebelumnya. Mungkin sangat dini kalau kita katakan pemerintahan dibawah komando Hulman Sitorus, merupakan pemerintahan yang korup, meskipun indikasi terjadinya praktek Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN), sudah terlihat, apalagi penggunaan anggaran pemerintahan belum selesai berjalan.

Namun melihat kondisi jalannya pemerintahan sekarang ini, besar kemungkinan potensi terjadinya praktek korupsi akan terjadi di pemerintahan Hulman Sitorus. Kalau pun kita berharap itu tidak akan terjadi, maka sungguh berat rasanya kita jamin hal itu tidak akan terjadi, karena bobroknya kondisi pemerintahan yang berjalan sekarang ini. Berharap memang tak salah, tapi kita merasa sangat bersalah, kalau tidak ikut mengingatkan. Mudah-mudahan saja tulisan ini bagian dari upaya mengingatkan, kendati kelak tak menjadi bahan perhatian.

Ditulis 16 Juni 2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Running Teks ANTARA


Berita Terkini dari ANTARA